Kamis, 29 Maret 2012
Makalah 9 Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran
selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan
dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan yang
dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
Istilah belajar dan pembelajaran
merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran
sesungguhnnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau
memberikan pelayanan agar siswa belajar. Untuk itu harus dipahami bagaimana
siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami
proses pemerolehan pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran
yang tepat bagi siswanya.
Dalam proses pendidikan di sekolah tugas
utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar.
Keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan
pembelajaran. Sedangkan menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang
telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif,
dan psikomotoriknya. Artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul
suatu kompetensi tertentu.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
merupakan suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam
pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya. (Depdiknas,
2003: 8).
Selanjutnya
dibawah ini akan dibahas lebih lanjut tentang pembelajaran berbasis kompetensi.
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS RANAH TUJUAN PEMBELAJARAN
harapan
dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar dapat merumuskan tujuan
pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran
yang benar-benar terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.
A.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari strategi
pembelajaran?
2. Apa tujuan dari proses pembelajaran?
3. Bagaimana strategi pembelajaran
dalam ranah tujuan pembelajaran?
B.
Tujuan Penulisan
1. Supaya mahasiswa dapat mengetahui
pengertian strategi pembelajaran.
2. Agar mahasisiwa mengetahui tujuan
dari pembelajaran.
3. Agar mahasiswa mengetahui hubungan
startegi pembelajaran dalam ranah tujuan pembelajaran.
Rabu, 28 Maret 2012
KRITERIA PENETAPAN DAN PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan, berbagai upaya perlu kita lakukan. Salah satunya yaitu, upaya yang
dilakukan oleh seorang pendidik atau guru, bagaimana ia merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran di kelas, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
Seorang pendidik harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman secara mendasar tentang pembelajaran, memiliki
wawasan yang luas tentang pendidikan atau pembelajaran, dan memiliki kemampuan
untuk melaksanakan proses belajar-mengajar di kelas secara baik, mampu
mendorong terjadinya proses belajar pada diri anak, serta mampu menciptakan
kondisi pembelajaran yang merangsang aktivitas mental dan pikiran anak didik.
Seiring dengan perkembangan zaman, dimana
perkembangan ilmu pengetahuan telah membuat kehidupan semakin kompleks, maka
pembelajaran sekarang tidak sesederhana
seperti pembelajaran di masa lalu.
Pendidik tidak hanya sekedar sebagai
penyebar informasi, namun juga sebagai pemegang peran ganda lainnya, yang
hendaknya didasari oleh rasa tanggung jawab secara professional.
Pembelajaran merupakan
perbuatan yang kompleks, yakni melibatkan banyak komponen dan faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh seorang pendidik.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
perlu pertimbangan yang arif dan bijak, disesuaikan dengan kondisi yang
dihadapi, sehingga tepat dalam menetapkan dan memilih strategi pembelajaran,
yang akhirnya dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Seorang pendidik atau guru dituntut untuk
dapat mendesain atau merancang pembelajaran di kelas secara tepat, agar
menghasilkan terjadinya proses belajar. Pendidik juga dituntut untuk mampu melakukan berbagai `jenis tindakan yang
menggambarkan peranannya dalam pembelajaran.
- Rumusan Masalah
- Apa faktor-faktor dalam pembelajaran?
- Apa pentingnya strategi pembelajaran?
- Apa kriteria penetapan dan pemilihan strategi pembelajaran?
- Bagaimana peran guru dalam penetapan dan pemilihan strategi pembelajaran?
- Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui faktor-faktor dalam pembelajaran.
- Untuk mengetahui pentingnya strategi dalam pembelajaran.
- Untuk mengetahui kriteria penetapan dan pemilhan strategi pembelajaran.
- Untuk mengetahui peran guru dalam penetapan dan pemilihan strategi pembelajaran.
urgensi strategi pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang di selenggarakan dalam
rangka memenuhi amanat UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah
proses yang sangat kompleks. Sebagai suatu sub sistem dalam pembangunan bangsa,
di dalamnya terintegrasi komponen siswa, pengajar, kurikulum dan pembelajaran,
sarana dan prasarana, tata kelola penyelenggaraan, dan keuangan. Keberhasilan
mewujudkan amanat tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan
secara integratif dari sub sistem lain. Amanat yang sekaligus merupakan
cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa itu sulit dicapai bila fenomena
yang berlawanan dengan praktek pendidikan terus mengemuka di dalam masyarakat.
Perilaku politik yang mengatasnamakan demokrasi namun menampilkan kekerasan dan
kekasaran, perilaku ekonomi yang belum mensejahterakan tetapi masih menampilkan
kemiskinan, perilaku hukum yang menampilkan ketidakadilan dan tidak mampu
melindungi masyarakat dari penganiayaan, pertahanan negara yang menampilkan
ketidak mampuan melindungi wilayah, dan praktek-praktek lain yang secara
keseluruhan tidak mampu mengangkat citra dan harga diri bangsa.
Fenomena seperti itu seringkali pendidikan
ditempatkan sebagai tumpuan harapan untuk mengatasi masalah kehidupan bangsa
tersebut. Di dunia internasional pendidikan nasional kita dipandang masih
ketinggalan dan tidak mampu bersaing. Besarnya jumlah masyarakat yang masih
buta huruf dan tidak menamatkan pendidikan dasar 9 tahun, masih rendahnya daya
tampung perguruan tinggi dan masih sedikitnya perguruan tinggi Indonesia yang
mencapai kelas dunia adalah ungkapan yang mengemuka baik di media massa maupun
seminar-seminar pendidikan. Prestasi belajar sekelompok siswa dan mahasiswa di
berbagai ajang lomba internasional masih belum mampu mengangkat citra rendahnya
kualitas pendidikan di tanah air, karena masih sedemikian besarnya jumlah
peserta didik, jumlah sekolah, jumlah perguruan tinggi yang masih disebut
berkualitas rendah. Oleh karena itu perlu strategi pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang dapat mengangkat kualitas pendidikan secara
nasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat
dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa
tujuan pembelajaran secara umum?
2. Apa
saja strategi yang terkait dengan pembelajaran?
3. Bagaimana
perencanaan pembelajaran itu?
4. Bagaimana
memilih metode mengajar yang efektif?
5. Bagaimana
pembelajaran yang efektif itu?
6. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran?
7. Bagaimana
pengaruh strategi pembelajaran terhadap mutu pembelajaran?
Tujuan
MAKNA STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran
memerlukan suatu cara untuk melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Biasanya cara tersebut telah
direncanakan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Apabila
belum mendapatkan hasil yang maksimal, kita harus berusaha untuk mencari cara
lain agar dapat mencapai tujuan. Proses ini menunjukan bahwa kita hendaknya
berusaha untuk mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Setiap kita menerapkan cara tertentu
dalam suatu proses pembelajaran,
menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan strategi. Strategi tersebut
dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan.
Strategi tersebut yang
kemudian di kenal dengan strategi pembelajaran. Selain strategi pembelajaran
dikenal juga istilaha lain yang saling berhubungan dengan yakni : pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran;
teknik pembelajaran; taktik pembelajaran; dan model pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari
strategi, pembelajaran serta strategi pembelajaran ?
2. Apa saja
variable dalam strategi pembelajaran?
3 Apa saja strategi dalam pembelajaran itu ?
4 Bagaimana penerapan
strategi pembelajaran dalam proses
pembelajaran??
C.
Tujuan
1.
Supaya mahasiswa dapat mengetahui
pengertian dari strategi, pembelajaran, serta strategi pembelajaran.
2.
Supaya mahasiswa dapat
mengetahui variable dari strategi
pembelajaran..
3.
Supaya mahasiswa dapat
menetahui strategi dalam pembelajaran.
4.
Supaya mahasiswa dapat
mengetahui cara penerapan strategi dalam proses pembelajaran.
VARIABEL PEMBENTUK PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Jika
kita melihat praktik kegiatan belajar mengajar di lapangan, kita akan menemukan
banyak guru yang belum mengetahui dasar
penting dalam pembelajaran yaitu variabel pembelajaran. Padahal pengetahuan
yang baik tentang masalah ini akan membuat guru lebih cakap dalam menangani dan
memahami permasalahan yang terjadi di sekolah. Sehingga pemahaman guru yang
baik tentang variabel pembentukan pembelajaran
dapat mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lancar.
Masalah diatas masih ditambah lagi dengan keterbatasan
peran pemerintah untuk mencukupi fasilitas yang diperlukan untuk mendukung
kondisi pembelajaran yang termasuk dalam variabel pembentukan pembelajaran.
Untuk itu diperlukan peran guru yang lebih aktif dan kreatif dalam menciptakan
kondisi pembelajaran yang memadai namun
terjangkau. Tidak hanya menunggu peran pemerintah yang tidak pasti.
Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu
diperhatikan oleh para pengajar atau guru, agar dapat menuangkan
variable-variabel pembelajaran ke dalam desain pembelajaran. Dari pernyataan
tersebut, maka calon guru perlu mengetahui
secara mendalam tentang variabel pembentuk pembelajaran. Seorang calon guru
juga perlu berfikir kritis apakah model-model desain pembelajaran yang selama
ini digunakan masih sesuai dengan paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan
tersebut bertujuan agar ketika mereka
benar-benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah sekolah, mereka akan menjadi guru yang menguasai medan,
memahami masalah yang terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan bijak
memyikapi masalah tersebut.
Dengan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini
akan dibahas tentang Variabel Pembentuk
Pembelajaran.
B.
TUJUAN
Makalah ini
bertujuan untuk :
1. Agar
para calon guru dapat mengetahui dengan pasti apa variable pembentuk
pembelajaran.
2. Agar
makalah ini dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki system pembelajaran yang
selama ini telah dilakukan oleh para guru.
3. Dengan
adanya ulasan tentang variable pembelajaran ini diharapkan kita sebagai calon
guru dapat lebih memahami dan mengembangkan cara atau system pembelajaran yangt
akan kita lakukan sehingga dapat mensukseskan tujuan pembelajaran.
KAJIAN PEMBELAJARAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Didalam
suatu pembelajaran tentunya terdapat sebuah system agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan terarah tepat sasaran. Kegiatan pembelajaran memiliki posisi
penting bagi pengembangan sumberdaya manusia unggul sebagaimana yang
dicita-citakan dalam UUSPN 2003. Pembelajaran merupakan jantungnya aktivitas
pendidikan. Di dalam kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses transmisi dan
transformasi pengelaman belajar kepada peserta didik sesuai kurikulum
yang
berlaku. Oleh karena itu, apabila sistem pendidikan nasional ingin lebih
diorientasikan kepada penyiapan sumberdaya manusia era informasi maka yang
terlebih dahulu dilakukan adalah pengembangan sistem pembelajarannya.
Pendidikan yang di selenggarakan dalam
rangka memenuhi amanat UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah
proses yang sangat kompleks. Sebagai suatu sub sistem dalam pembangunan bangsa,
di dalamnya terintegrasi komponen siswa, pengajar, kurikulum dan pembelajaran,
sarana dan prasarana, tata kelola penyelenggaraan, dan keuangan. Keberhasilan
mewujudkan amanat tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan
secara integratif dari sub sistem lain. Amanat yang sekaligus merupakan
cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa itu sulit dicapai bila fenomena
yang berlawanan dengan praktek pendidikan terus mengemuka di dalam masyarakat.
MAKNA PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
Peranan guru bukan semata mata memberikan
informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing
and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa
meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakangnya, akademisnya, latar
belakang social ekonominya dll.
Kesiapan guru dalam mengetahui karakteristik siswa
merupakan modal utama dalam menyampaikan
bahan ajar dan menjadi indikator dari suksesnya pembelajaran. Bahan pelajaran
dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau
guru, antara belajar dan mengajar dengan pendidikan adalah suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Proses pembelajaran adalah aspek yang terintegrasi dari
proses pendidikan.
Dalam
proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai makna pembelajaran dan segala yang berhubungan dengan
pembelajaran.
USAHA PENCEGAHAN TERJADINYA SUATU PENYAKIT MENULAR YANG HARUS DIANTISIPASI OLEH SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sekolah memiliki peran yang sangat
penting dalam pendidikan anak-anak didiknya. Peran penting sekolah tersebut
tidak hanya dalam peran mentransfer ilmu pengetahuan dan mengajarkan
nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari saja, tetapi juga peran sekolah dalam
peningkatan kesehatan anak-anak didiknya.Hal ini karena kesehatan adalah hal
yang sangat penting dan paling pokok dalam hidup seorang manusia, tak terkecuali
anak didik di sekolah.
Pemeliharaan dan perawatan kesehatan yang dilakukan sejak usia dini
(usia sekolah dasar), akan sangat
bermanfaat bagi kesehatan anak didik tersebut pada usia –usia selanjutnya(remaja,
dewasa, bahkan sampai usia tua).
Pendidikan kesehatan sangat penting dilaksanakan di sekolah-sekolah,
termasuk sekolah dasar,karena dengan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang ilmu kesehatan dan meningkatkan ketrampilan, pemeliharaan,
perawatan, dan pertolongan kesehatan, yang akhirnya tertanam prinsip, sikap,
dan pola hidup sehat pada anak-anak didik, secara terus-menerus sejak usia
dini.
Dalam
usaha tersebut, sekolah tidak hanya sebatas menganjurkan dan mengarahkan
tentang kesehatan saja,tetapi sekolah sendiri juga melaksanakan, menjaga, dan
memelihara kesehatan, baik menyangkut kesehatan pribadi anak didiknya, maupun
kesehatan lingkungan sekolahnya.
Salah
satu usaha tersebut yaitu usaha mencegah terjadinya suatu penyakit menular di lingkungan
sekolah, terutama di kalangan anak didiknya. Apalagi mengingat anak-anak didik
di tingkat sekolah dasar masih sangat rentan terhadap suatu penyakit,dan sangat
mudah untuk tertulari suatu penyakit menular.
Maka
peran sekolah dalam mengantisipasi terjadinya suatu penyakit menular sangat
penting artinya. Hal ini agar tujuan pendidikan tercapai, termasuk di dalamnya
tercapai tujuan pendidikan kesehatan di sekolah, yakni agar peserta didik dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan secara harmonis, baik fisik, mental,
maupun social.
Jika
suatu sekolah tidak melakukan antisipasi atau kurang dalam usaha antisipasi
terhadap terjadinya suatu penyakit menular, maka pastilah proses belajar
mengajar di sekolah dan usaha pendidikan akan berjalan tidak lancar, dan sangat
terganggu, yang akhirnya tujuan pendidikan di sekolah akan sulit tercapai,
peserta didik terhambat dalam memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.
- Rumusan masalah
Berdasarkanlatar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
- Apa yang dimaksud penyakit menular itu?
- Penyakit apa saja yang termasuk penyakit menular itu?
- Bagaimana usaha pencegahan penyakit menular yang harus diantisipasi sekolah?
- Tujuan penulisan
Adapun Tujuan Penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui tentang
penyakit menular.
2.
Untuk mengetahui macam-macam
penyakit menular.
3.
Untuk mengetahui usaha
pencegahan penyakit menular yang harus di antisipasi sekolah.
USAHA MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI YANG DILAKUKAN GURU TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN YANG ADA
Pendidikan dan
kesehatan merupakan dua sisi mata uang yang satu sama lain saling berkaitan,
tak terpisahkan serta merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kesehatan adalah jalan
menuju pencapaian hasil pendidikan yang diharapkan. Namun, berbagai penyakit
khususnya penyakit menular sering menghambat pencapaian hasil tersebut. Seperti
halnya pada anak usia sekolah dasar, banyak penyakit-penyakit menular yang siap
menginfeksi mereka. Demam, sakit perut, susah buang air besar, gangguan
bernapas adalah beberapa kondisi ringan yang lazim dialami oleh anak-anak yang
telah terinfeksi suatu penyakit.
Sangat diperlukan suatu
tindakan pencegahan terhadap penyakit menular yang menginfeksi anak. Namun,
apabila anak sudah terinfeksi suatu penyakit harus segera dirawat dan diobati
agar penyakit tersebut dapat dikendalikan dan tidak menginfeksi anak-anak yang
lain. Usaha-usaha baik pencegahan maupun pengendalian penyakit infeksi
merupakan tanggung jawab semua pihak demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Dari pihak sekolah, dapat memberikan kontribusi dalam menekan kejadian penyakit
infeksi melalui berbagai cara. Mengenai penyakit infeksi pada anak usia sekolah
dasar akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini beserta usaha-usaha yang
dapat dilakukan untuk menekan kejadian penyakit infeksi tersebut..
PENTINGNYA PERAN GURU DALAM MENYAJIKAN MINUMAN SEHAT UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Guru
mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan siswa di Sekolah Dasar.
Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan guru sejak Sekolah Dasar akan
tertanam kuat dalam diri siswa sampai besar. Peran aktif guru untuk memberikan
bekal pengetahuan, pembiasaan, keteladanan yang baik bagi kebiasaan hidup siswa
akan sangat membantu menjadikan siswa yang berkualitas. Dalam berbagai hal
peran guru Sekolah Dasar sangat diperlukan. Dalam hal ini yang disoroti adalah
peran guru dalam hal membekali pengetahuan siswa tentang minuman yang sehat
untuk kehidupannya.
Minuman
sehat adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pertumbuhan siswa
Sekolah Dasar. Apalagi 70% dari tubuh manusia terdiri dari cairan, maka minuman
adalah penentu bagi kesehatan tubuh manusia. Pembekalan pengetahuan dan contoh
yang baik dari guru tentang minuman sehat diharapkan akan membawa siswa untuk
mampu memilih minuman dalam praktek kesehariannya. Apalagi tantangan guru saat
ini adalah banyaknya bermunculan minuman kemasan yang tidak sehat. Minuman
kemasan ini mengandung berbagai zat yang berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah
yang banyak. Zat yang berbahaya tersebut berupa zat pewarna, zat pengawet dan
sebagainnya.
Dengan
realita diatas maka kami membahas tentang berbagai hal menyangkut minuman sehat
yang diharapkan bisa memberikan pembekalan bagi calon guru.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah
yang dimaksud dengan minuman sehat?
2. Apakah
kriteria minuman sehat?
3. Bagaimanakah
bahaya minuman yang tidak sehat?
4. Bagaimanakah
peran guru dalam menyajikan minuman sehat?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian minuman sehat.
2. Untuk
mengetahui kriteria minuman sehat.
3. Untuk
mengetahui minuman berbahaya
4. Untuk
mengetahui peran guru dalam menyajikan minuman sehat.
makalah makanan sehat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan kesehatan mempunyai
tujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia. Adanya
kemampuan hidup sehat merupakan syarat utama bagi tercapainya derajat kesehatan
yang optimal, yang selanjutnya menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Anak usia sekolah yang mencakup kelompok
masyarakat yang berusia tujuh tahun sampai dengan dua belas tahun merupakan
kelompok yang rawan khususnya berada dalam masa pertumbuhan. Intensitas
pembianaan menuju terbentuknya perilaku hidup sehat merupakan bagian penting
dari pembinaaan kesehatan usia sekolah. Pembinaan kesehatan tersebut perlu
dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik demi perkembangan dan pertumbuhan
peserta didik yang baik.
Pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik itu salah satunya dipengaruhi oleh penyajian makanan sehat. Penyajian
makanan sehat perlu diperhatikan dengan baik agar anak tidak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Namun, di beberapa sekolah masih belum
memperhatikan makanan sehat bagi peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya penjual makanan yang tidak sehat di lingkungan sekolah. Sedangkan
anak belum bisa membedakan mana makanan yang sehat dan yang tidak sehat. Anak
hanya bisa menilai dan menyukai makanan dari bentuk luarnya saja misalnya warna
yang begitu menggoda dan ukurannya besar sekaligus murah. Akibatnya anak
menjadi mudah terserang penyakit karena makanan tersebut. Realita tersebut
perlu adanya tindakan dari pihak sekolah. Salah satunya mengfungsikan peran
guru dalam menyajikan makanan sehat. Dengan hal tersebut pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik tidak terabaikan.
Berdasarkan hal di atas pemaparan
tentang peran guru, makanan sehat, dan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik. Pemaparan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pentingnya peran guru mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat
dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1.
Apa peran guru dalam
aktivitas pembelajaran?
2.
Apa saja ruang lingkup
makanan sehat?
3.
Apa yang dimaksud
dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?
4.
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?
5.
Apa hubungan antara
guru, makanan sehat, dan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik?
C.
Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui peran guru
dalam aktivitas pembelajaran.
2.
Mengetahui ruang
lingkup makanan sehat.
3.
Mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
4.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
5.
Mengetahui hubungan
antara guru, makanan sehat, dan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Senin, 26 Maret 2012
PENTINGNYA PEMBELAJARAN PENJASKES PADA ANAK USIA SD
BAB I
PENDAHULUAN
Telah kita ketahui bersama bahwa
anak-anak pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selu bergerak. Bergerak
bagi anak-anak merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam
hidupnya.
Berbagai bentuk dan corak gerakan yang
diperoleh anak-anak, merupakan dasar di dalam memasuki tahap-tahap
perkembangannya, baik perkembangan yang berhubungan dengan pengetahuan, nilai
dan sikap, maupun keterampilan gerak itu sendiri. Oleh karena itu kepada
anak-anak hendaknya diberikan kesempatan yang cukup untuk mencoba melakukan
berbagai bentuk gerakan, agar mereka memperoleh berbagai pengalaman.
Keberhasilan anak-anak di dalam
belajar keterampilan gerak, ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan pada diri anak. Salah satu usaha untuk
mewujudkan keberhasilan anak di dalam belajar keterampilan gerak, adalah
melalui program pengajaran jasmani di sekolah.
Program pengajaran jasmani yang
diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) melalui berbagai bentuk gerakan,
memberikan sumbangan yang sangat besar dan bermakna bagi anak-anak SD terhadap
pengembangan kemampuan pengetahuan, nilai dan sikapnya. Dengan demikian
tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa program pengajaran pendidikan jasmani
yang diterapkan di SD, dapat dijadikan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, khususnya di SD.
Berdasarkan pernyataan tersebut di
atas maka pendidikan jasmani memiliki nilai yang penting bagi siswa usia SD
yang akan dibahas dalam makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Linguistic sebagai ilmu yang mengkaji seluk beluk bahasa
keseharian manusia dakam perkembangannya memiliki beberapa cabang.
Cabang-cabang linguistic itu secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai
berikut: (1) fonologi, (2) morfologi, (3) sintaksis, (4) semantic, dan (5)pragmatik.
Dari urutan cabang-cabang linguistic itu tampak bahwa pragmatic merupakan
cabang linguistic yang terakhir sekaligus terbaru.
Pragmatic mempelajari apa saja yang termasuk struktur
bahasa sebagai alat komunikasi antar penutur dan mitra tutur serta sebagai
pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik.
Leech (1983) menyatakan bahwa pragmatic merupakan bagian
dari penggunaan tata bahasa. Selanjutnya, pakar ini menunjukkan bahwa pragmatic
dapat berintegrasi dengan tata bahasa atau gramatika yang meliputi fonologi,
morfologi, dan sintaksis melalui semantic.
Rabu, 21 Maret 2012
AKSIOLOGI: NILAI
KEGUNAAN ILMU
ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, DAN REVOLUSI GENETIKA
ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, DAN REVOLUSI GENETIKA
Ilmu
dan moral
Benarkah bahwa makin cerdas, maka
makin pandai kita menemukan kebenaran, makin beanr maka makin baik pula
perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin
berbudi, sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah
sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta?
Senin, 19 Maret 2012
COOPERATIF TIPE STAD & EEK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan dasar yang perlu dikembangkan sejak anak usia dini adalah calistung yaitu baca tulis hitung. Kemampuan ini diintegrasikan melalui mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan lain-lain. Untuk jenjang Sekolah Dasar pada tingkat kelas rendah mata pelajaran tersebut disampaikan secara tematik (webbed) yaitu dipadukan dengan beberapa pelajaran dengan berlandaskan perkembangan kognitif anak usia kelas rendah sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Sementara itu pada tingkat kelas tinggi sudah penyampaian materi pelajaran sudah difragmentasi. Artinya, pembelajaran telah dipisah sesuai dengan bidang ilmunya. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa guru-guru di lapangan masih menggunakan pembelajaran tematik pada kelas tinggi dan sebaliknya pada saat tertentu pada tingkat kelas rendah tidak menggunakan pembelajaran tematik. Sehingga pengguanaan keduanya disesuaikan dengan kebutuhan.
Salah satu karakter siswa SD yang paling menonjol adalah suka bekerja sama. Karakter tersebut diintegrasikan ke dalam pembelajaran sehingga lahirlah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang mengutamakan pembangunan kelompok dengan susunan anggota heterogen maupun homogenis siswa disesuaikan dengan kebutuhan. Pembelajaran ini mengutamakan kerjasama tim dalam penyelesaian masalah untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan anggota tim dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penyusunan rencana pembelajaran, di dalamnya terdapat urutan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Salah satu model pendekatan pelaksanaan kegiatan adalah model EEK yang merupakan proses bersiklus terdiri dari Eksplorasi Elaborasi dan Konfirmasi.
Di dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran model Cooperatif Learning tipe STAD dan model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi dan Konfirmasi. Jenis pada model pembelajaran sebaiknya dapat dikuasai oleh guru serta calon guru sehingga pembelajaran akan lebih variatif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD?
2. Bagaimana implikasi pembelajaran model Cooperative Learning tipe STAD dalam mata pelajaran Matematika?
3. Bagaimanakah yang dimaksud model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi?
4. Bagaimana implikasi pembelajaran dengan model Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.
2. Untuk mengetahui implikasi model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dalam mata pelajaran Matematika.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi.
4. Untuk mengetahui implikasi model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi dalam mata pelajaran Matematika.
makalah CTL
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-ciri cenderung memperlakukan peserta didik berstatus sebagai obyek, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktrinator, materi bersifat subject-oriented, dan manajemen bersifat sentralistis. Pendidikan yang demikian menyebabkan praktik pendidikan kita mengisolir diri dari kehidupan riil yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan dengan kebutuhan dalam pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak berjalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian. Hal ini mengidentifikasikan bahwa dalam pembelajaran di sekolah guru masih menggunakan cara-cara tradisional atau konvensional.
Oleh karena itu, pemerintah mengadakan satu terobosan untuk meningkatan mutu pendidikan dengan terjadi pergeseran paradigma pendidikan dari teacher active learning menjadi student active learning. Terobosan yang telah dilakukan pemerintah ini menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan. Salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah strategi pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selanjutnya disebut CTL. Strategi CTL fokus pada siswa sebagai pembelajar yang aktif, dan memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bag mereka yang menggunakan kemampuan-kemampuan akademik mereka
untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan nyata yang kompleks (Depdiknas, 2002: 15). Dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran kontekstual.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran dengan kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching and Learning (CTL). Kata contextual berasal dari kata context yang berarti “ hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual diartikan “ yang berhubungan dengan suasana (konteks)”, sehingga CTL dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual pertama kali diajukan pada awal abad ke-20 di USA oleh John Dewey. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat.
Pembelajaran Kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Beberapa pendapat tentang pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut :
a) Nanang Hanafia (2009 : 67) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning yang umumnya disebut dengan pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.
b) Wina Sanjaya (2008: 120) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka
c) Syaiful Sagala (2005 : 88) menyatakan bahwa Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari.
d) Rusman (2009: 240) mengatakan pendekatan Kontekstual adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya
e) Elaine B. Johnson (2007: 65) memaparkan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah
f) Menurut Jonhson CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
g) Menurut Akhmad Sudrajat Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekadar dilihat dari sisi produk, tetapi yang terpenting adalah proses.
Langganan:
Postingan (Atom)