BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang sangat penting yang
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya cahaya
kehidupan di bumi pun dipastikan tidak dapat berjalan sempurna. Semua makhluk
hidup menggantungkan hidupnya baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap keberadaan cahaya.
Tanpa dipungkiri, manusia juga sangat bergantung terhadap
keberadaan cahaya. Tanpa cahaya kita tidak akan bisa apa-apa, sebagai contohnya
proses melihat meskipun mata kita normal tapi jika tidak ada cahaya maka kita
tidak akan bisa melihat. Begitu pentingnya peranan cahaya bagi makhluk hidup,
oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas cahaya secara fisika.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian dan teori cahaya?
2.
Apakah
sifat-sifat cahaya?
3.
Apakah
pemanfaatan cahaya bagi kehidupan manusia?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dan teori cahaya.
2.
Mengetahui
sifat-sifat cahaya.
3.
Mengetahui
pemanfaatan cahaya bagi kehidupan manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Cahaya
Cahaya adalah energi
berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik,
baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Foton (dari bahasa Yunani yang
bermakna cahaya) adalah kuantum medan elektromagnetik, sebagi contoh cahaya.
Foton pada awalnya disebut “kuanta energi”.
Foton
dapat dipandang sebagai gelombang atau partikel, bergantung pada bahagaimana ia
diukur. Foton adalah salah satu partikel elementer. Interaksinya dengan
elektron dan inti atom bertanggung jawab untuk banyak bentuk materi, semisal
keberadaan dan stabilitas atom, molekul dan zat padat. Interaksi ini dipelajari
dalam elektrodinamika kuantum, yang merupakan bagian paling tua dari Model
Standar fisika partikel.
Kedua definisi cahaya di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga
disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan
sebutan optika, merupakan area riset yang penting
pada fisika modern.
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya
era optika klasik
yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat
cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan
paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan
sifat optik fisisnya yaitu: interferensi,
difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing
studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris (en:geometrical
optics) dan optika fisis
(en:physical
optics).
Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang
elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838
oleh Michael Faraday
dengan penemuan sinar katoda, tahun 1859 dengan teori radiasi
massa hitam oleh Gustav Kirchhoff,
tahun 1877 Ludwig Boltzmann
mengatakan bahwa status energi
sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai
model dari teori radiasi
massa hitam oleh Max Planck
pada tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat
terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, E. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat
percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit
keluar dari orbitnya.
Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie
menunjukkan elektron
mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas
partikel-gelombang. Albert Einstein kemudian
pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa
cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang
sama. Karya Albert Einstein
dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel
masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori kuantum mekanik yang
dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger,
Max Born, John von Neumann, Paul Dirac,
Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan
lain-lain.
Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai dualisme gelombang transversal
elektromagnetik dan aliran partikel
yang disebut foton.
Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960.
Era optika modern tidak serta merta mengakhiri
era optika klasik,
tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain yaitu difusi dan hamburan.
B. Teori
Cahaya
Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel
ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens ( 1629 - 1695),
cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya
pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja. Dua pendapat di atas sepertinya
saling bertentangan. Sebab tak mungkin cahaya bersifat gelombang dan sekaligus
sebagai partikel. Pasti salah satunya benar atau keduaduanya salah, yang pasti
masing-masing pendapat di atas memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa
gelombang yang merambat pasti membutuhkan medium. Padahal ruang antara
bintang-bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa (vakum) sehingga
menimbulkan pertanyaan apakah yang menjadi medium rambat cahaya matahari yang
sampai ke bumi jika cahaya merupakan gelombang seperti dikatakan Huygens.
Inilah kritik orang terhadap pendapat Hygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens
dengan memperkenalkan zat hipotetik (dugaan) bernama eter. Zat ini sangat
ringan, tembus pandang dan memenuhi seluruh alam semesta. Eter membuat cahaya
yang berasal dari bintang-bintang sampai ke bumi. Dalam dunia ilmu pengetahuan
kebenaran suatu pendapat akan sangat ditentukan oleh uji eksperimen.
Pendapat yang tidak tahan uji eksperimen akan ditolak oleh para
ilmuwan sebagai suatu teori yang salah. Sebaiknya pendapat yang didukung oleh
hasil-hasil eksperimen dan meramalkan gejala-gejala alam. Walaupun keberadaan
eter belum dapat dipastikan di decade awal Abad 20, berbagai eksperimen yang
dilakukan oleh para ilmuwan seperti Thomas Young (1773 - 1829) dan Agustin
Fresnell (1788 - 1827) berhasil membuktikan bahwa cahaya dapat melentur
(difraksi) dan berinterferensi. Gejala alam yang khas merupakan sifat dasar
gelombang bukan partikel. Percobaan yang dilakukan oleh Jeans Leon Foucault
(1819 - 1868) menyimpulkan bahwa cepat rambat cahaya dalam air lebih rendah
dibandingkan kecepatannya di udara. Padahal Newton dengan teori emisi
partikelnya meramalkan kebalikannya.
Selanjutnya Maxwell (1831 - 1874)
mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala
kelistrikan dan kemagnetansehingga tergolong gelombang elektromagnetik. Sesuatu
yang berbeda dibandingkan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik.
Gelombang elektromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan
rambatnyapun amat tinggi bila dibandingkan gelombang bunyi.
Gelombang elektromagnetik marambat dengan kecepatan 300.000
km/s. Kebenaran
pendapat Maxwell ini tak terbantahkan ketika Hertz (1857 - 1894) berhasil
membuktikannya secara eksperimental yang disusul dengan penemuan-penemuan
berbagai gelombang yang tergolong gelombang elektromagnetik seperti sinar x,
sinar gamma, gelombang mikro RADAR.
C. Sifat-Sifat
Cahaya
Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu.
Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi kehidupan. Apa sajakah sifat-sifat
cahaya itu?
1. Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan di kegelapan, kamu memerlukan
senter. Ketika senter kamu nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang keluar
dari senter tersebut? Cahaya dari lampu senter arah rambatannya menurut garis
lurus. Benarkah cahaya merambat lurus? Kamu dapat membuktikan sifat cahaya ini
dengan melakukan kegiatan berikut. Berdasarkan dapat tidaknya memancarkan
cahaya, benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya dan benda gelap. Benda
sumber cahaya dapat memancarkan cahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu
Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda gelap tidak dapat
memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.
Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya,
benda dibedakan menjadi benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya.
Benda tidak tembus cahaya tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya.
Apabila dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak
tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sementara itu,
benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus
cahaya yaitu kaca.
2. Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan
difus) dan pemantulan
teratur. Pemantulan
baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada
pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan
teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap.
Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini
sinar pantul memiliki arah yang teratur. Bayangan anak di awal bab ini terjadi
karena pemantulan teratur.
Cermin merupakan salah satu benda yang
memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin
lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin
cekung.

a.
Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang
pantulnya datar dan tidak melengkung.

b.
Cermin Cembung
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan
bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk
spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya,
tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.

c.
Cermin Cekung
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya
melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor
pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh
cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.
1)
Jika benda
dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan
semu (maya).
2)
Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan
benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

3. Cahaya Dapat Dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang
kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan
arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Perhatikan skema pembiasan cahaya berikut!

Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang
rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya
cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat
yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.

Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada
kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.
4. Cahaya Dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian
cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai
cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun,
sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya
matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna
pelangi.
D. Pemanfaatan
Cahaya
Ada beberapa cara pemanfaatan energi cahaya
yaitu:
1.
Pemanasan Ruangan
Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk pemanasan
ruangan, yaitu:
a.
Jendela
Ini merupakan teknik pemanasan dengan menggunakan energi panas
matahari yang paling sederhana. Hanya diperlukan sebuah lubang pada dinding
untuk meneruskan panas matahari dari luar masuk ke dalam bangunan. Ada jendela
yang langsung tanpa ada kacanya dan ada yang menggunakan kaca. Untuk
mendapatkan panas yang optimal maka pada jendela dipasang kaca ganda. Biasanya
di daerah-daerah empat musim dinding/tembok bangunan diganti dengan kaca agar
matahari bebas menyinari dan menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.
b.
Dinding Trombe(Trombe Wall)
Dinding trombe adalah dinding yang diluarnya terdapat ruangan
sempit berisi udara. Dinding bagian luar dari ruangan sempit tersebut biasanya
berupa kaca. Dinding ini dinamai berdasarkan nama penemunya yaitu Felix Trombe,
orang berkebangsaan Perancis.
Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan
ini akan dipanasi oleh sinar matahari, kemudian panas tersebut perlahan-lahan
dipindahkan kedalam ruangan sempit. Selanjutnya panas di dalam ruangan sempit
tersebut akan dikonveksikan ke dalam bangunan melalui saluran udara pada
dinding trombe.

2.
Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas
yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung
besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk
menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu bakar.
Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya
thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka
kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.

3.
Pengeringan Hasil
Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis
dengan menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan
bagi para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim
yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan
menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik.
4.
Distilasi Air
Cara kerjanya adalah sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman
25mm hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi
matahari, sebagian menguap, sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari
permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan sedikit 10 derajat
untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran
penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.

Gambar sietem kerja destilasi air
5.
Pemanasan Air
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk
mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan.
Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia
sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil ataupun
energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal ini
bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas
matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan
bakar.
Prinsip kerjanya adalah panas dari matahari diterima oleh kolektor
yang terdapat di dalam terdapat pipa-pipa berisi air. Panas yang diterima
kolektor akan diserap oleh air yang berada di dalam pipa sehingga suhu air
meningkat. Air dingin dialirkan dari bawah sedangkan air panasnya dialirkan
lewat atas karena massa jenis air panas lebih kecil daripada massa jenis air
dingin (prinsip thermosipon). Air ini lalu masuk ke dalam penyimpan panas. Pada
penyimpan panas, panas dari air ini dipindahkan ke pipa berisi air yang lain
yang merupakan persediaan air untuk mandi/antiseptik. Sedangkan air yang
berasal dari kolektor akan diputar kembali ke kolektor dengan menggunakan pompa
atau hanya menggunakan prinsip thermosipon. Persediaan air panas akan disimpan
di dalam tangki penyimpanan yang terbuat dari bahan isolator thermal. Pada
sistem ini terdapat pengontrol suhu jika suhu air panas yang dihasilkan kurang
dari yang diinginkan maka air akan dimasukkan kembali ke tangki penyimpan panas
untuk dipanaskan kembali.
Kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga panas matahari ini
adalah kolektor surya plat datar yang bagian atasnya terbuat dari kaca yang
berwarna hitam redup sedangkan bagian bawahnya terbuat dari bahan isolator yang
baik sehingga panas yang terserap kolektor tidak terlepas ke lingkungan. Air
panas di dalam kolektor bisa mencapai 82 C sedangkan air panas yang dihasilkan
tergantung keinginan karena sistem dilengkapi pengontrol suhu.

Gambar system kerja pemanasan air
6.
Pembangkitan
listrik
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu
mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan
salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini
sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui
sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang
tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar
dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan.
Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar
dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising.
Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca
(green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.
Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya,
rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt
yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa
sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan
kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt
atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional
dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari. Rangkaian
kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian
elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur
tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan
turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya
sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila
berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi
pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah
proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan
naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan
menghentikan proses pengisian aki itu.
Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap
matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh
bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena
matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel
surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal.
Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan
selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk
mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus
dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga
sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti
ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler
ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian
perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk
kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari
jatuh tegak lurus.

Gambar
sistem kerja sel surya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik,
baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme
gelombang-partikel".
Cahaya
memiliki beberapa macam sifat, yaitu : cahaya merambat lurus, cahaya dapat
dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat diuraikan.
Cahaya
meruapakan energi yang sangat penting untuk menunjang kehidupan makhluk hidup
di bumi. Hal ini disebabkan oleh peran cahaya yang sangat banyak, salah satunya
sebagai sumber energi yang dapat diubah menjadi energi listrilkyang sering
disebut PLTS.
Di
atas telah dijelaskan secara singkat pembangkit listrik tenaga surya. Yang
diawali dengan penjelasan konsekomponen-kompp kerja PLTS dan komponen-komponen
yang mendukung dihasilkannya tenaga listrik. Kemudian dijelaskan juga sistim
kelistrikan tenaga surya. Dan terakhir target yang dapat dicapai dengan adanya
PLTS. Selain dari BIPV yaitu module yang dipasang di perumahan atau
bangunan-bangunan, sekarang juga telah dibahas kemungkinan pemasangan PLTS
berkapasitas sangat besar di satu wilayah tertentu. Hal ini dimungkinkan
misalnya pemasangan di negara-negara yang memiliki padang pasir.
Selain
itu yang menarik adalah beberapa hasil karya pemanfaatan tenaga listrik dari
cahaya matahari di negara-negara berkembang seperti India, Mongol,
negara-negara Eropa timur. Seperti hasil karya dari Mongol tentang pemasangan
PLTS bersekala kecil di rumah-rumah suku-suku yang tinggal di padang rumput
yang jauh dari jaringan listrik utama.
DAFTAR PUSTAKA
Azmiyawati,
Choiril dkk, 2008, IPA Salingtemas
untuk kelas V SD/MI, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 110 – 117.
sip Tq gan
BalasHapus