BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia.dengan adanya pendidikan maka akan dapat membantu
manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi permasalahan yang
terjadi dalam kehidupannya.
Dalam
mengelola proses belajar mengajar di dunia pendidikan diperlukan suatu
keterampilan tertentu oleh guru untuk menyampaikan sesuatu materi pelajaran sesuai dengan target yang telah
diterapkan oleh kurikulum.penyampaian materi oleh guru supaya berhasil
mencapai tujuannya perlu memperhatikan
masalah yang paling penting disamping materi pelajaran yaitu penggunaan metode
pengajaran.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan metode pembelajaran problem solving dan problem based
learning?
2. Apa
karakteristik dari metode pembelajaran problem solving dan problem based learning?
3. Apa
hakikat masalah dalam metode pembelajaran problem solving?
4. Apa
tahap-tahap dari pembelajaran problem based learning?
5. Apa
saja kelebihan dari metode pembelajaran problem solving dan problem based
learning?
6. Apa
kelemahan dari metode pembelajaran problem solving dan problem based learning?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui yang dimaksud problem based
learning dan problem solving.
2. Untuk
mengetahui karakteristik dari metode pembelajaran problem solving dan problem
based learning
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan apa saja dari metode pembelajaran problem
solving dan metode pembelajaran problem based learning.
4. Untuk
mengetahui masalah apa yang dihadapi
dalam menggunakan metode pembelajaran problem solving.
5. Untuk
mengetahui tahap-tahap dari metode pembelajaran problem based learning.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. METODE
PROBLEM SOLVING
1. Pengertian
Metode Pembelajaran Problem solving
Metode pembelajaran
problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyelesaaian secara ilmiah.metode ini tidak mengharapakan siswa
hanya sekedar
mendengarkan,mencatat,kemudian menghafal materi pelajaran akan tetapi
melalui metode problem solving siswa aktif berpikir,berkomunikasi,mencari dan
mengolah data dan akhirnya menyimpulkan.Sanjaya wijaya(2008).
Menurut
Suharno,dkk (2006) metode problem solving adalah suatu cara mengajar yang
memberikan kesempatan pada semua siswa
untuk menganalisis dan melakukan sintesa dalam kesaatuan struktur atau situasi
dimana masalah itu beradadan atas inisiatif itu sendiri.
Menurut
Zuhairni(1997:110) menngungkapakan bahwa metode pemecahan masalah atau problem
solving merupakan suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran yang
sejalan,untuk melatih siswa menghadapi masalah dari yang paling sederhana sampai yang paling
rumit.
Adapun tujuan
utama penggunaan metode problem solving dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
a. Mengembangkan
kemampuan berfikir,terutama dalam mencari sebab akibat dan tujuan suatu
permasalahan.
b. Memberikan
pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan
kehidupan sehari-hari.
c. Belajar
bertindak dalam situasi baru.
d. Belajar
bekerja sistematis dalam memecahkan masalah.
2. Karakteristik
Metode Pembelajaran Problem Solving
Metode
pembelajaran problem solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah.terdapat 3 ciri utama dari metode problem solving.
a. Metode
problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
Artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah
kegiatan yang harus dilakukan siswa.
b. Aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.metode ini menempatkan
masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran.
c. Pemecahan
masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah
Sanjaya
Wina(2008)mengungkapkan bahwa metode problem solving dapat diterapkan:
a) Manakala
guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar memngingat materi
pelajaran,akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
b) Apabila
guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa,yaitu
kemampuan menganalisis situasi,menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam
situasi baru,mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat,serta
mengembangkan kemampuan dalam membuat judgement secara objektif .
c) Manakala
guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat
tantangan intelektual siswa.
d) Jika
guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab.
e) Jika
guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya.
3. Hakikat
Masalah Dalam Metode Problem Solving
Hakikat masalah
dalam metode problem solving adalah kesenjangan antara situasi nyata dan
kondisi yang diharapkan.oleh karena itu maka materi pelajaran atau topic tidak
terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja,akan tetapi juga
dapat bersumber dari peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.berikut
ini criteria pemilihan bahan pelajaran dalam metodde pembelajran problem
solving:
a. Bahan
pelajaran harus mengandunng ilmu dan konflik
b. Bahan
yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa
c. Bahan
yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak
d. Bahan
yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi.
e. Bahan
yang dipilih sesuai dengan minat siswa.
4. Kelebihan
Metode Problem Solving
kelebihan dari
metode problem solving menurut Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain(2002:104)sebagai
berikut:
a. Metode
ini membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan .
b. Dapat
membiasakan para siswa menghadapi permasalahan di dalam kehidupan.
c. Merangsang
pengembangan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh
d. Melatih
siswa untuk mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan
e. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalm
dunia nyata.
5. Kelemahan
Metode Problem Solving
a. Manakala
siswa tidak memiliki minat dan tidak memiliki keercayaan bahwa masalah yang di
pelajari sulit dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
b. Mengubah
kebiasaan siswa belajar dari mendengarkan dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau
kelompok kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan
tersendiri bagi siswa
c. Proses
belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang
cukup banyak.
B. PROBLEM
BASED LEARNING
1. Pengertian
Metode Based learning
Menurut A. Mukhadis, problem based learning
atau pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dalam
konteks kehidupan nyata yang berorientasi pemecahan masalah dengan memanfaatkan
berpikir kritis, sintetik dan praktikal melalui pemanfaatan multiple
intelegences dengan membiasakan belajar “Bagaimana belajar”. Karena pembelajaran ini terpusat melalui
masalah-masalah yang relefan. Terpusat karena berisi scenario, tema, unit yang
menempatkan kembali kepada pembelajaran yang diinginkan.
Dari paparan penjelasan tersebut diatas maka
problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. Sehingga pembelajaran based
learning dapat dikatakan sebagai sebuah strategi pembelajaran yang memanfaatkan
masalah-masalah yang actual sesuai dengan bidang keilmuannya secara
terintegrasi melalui pemanfaatan kecerdasan-kecerdasan manusia meliputi IQ, EQ
maupun SQ untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif dari peserta didik.
Dari sini dapat
diketahui bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah:
a. Pemecahan
masalah secara efektif, efisien, menarik, terintegrasi dan fleksibel.
b. Pemecahan
masalah dengan penuh inisiatif dan antusias.
c. Kemampuan
belajar mandiri dan menjadi habit (kebiasaan) dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mampu
berkolaborasi secara efektif, efisien dan menarik dalam sebuah kerja tim.
e. Ingin
meningkatkan secara maksimal daya tahan pengingatan atau retensi. Kita tidak
ingin hal-hal yang kita belajarkan berjalan di tempat atau tidak berdaya sama
sekali. Kita tidak memiliki waktu khusus untuk melatih seseorang, sehingga kita
perlu meyakinkan bahwa daya tahan pengingatan tinggi.
f. Untuk
menjamin penyampaian informasi yang bukan hanya sekedar transfer pengetahuan
(transfer of knowledge) saja. Untuk itu, kita perlu menjadikan pebelajar mampu
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam setiap situasi.
2. Karakteristik
Pembelajaran Based Learning
Ciri-ciri dari pembelajaran
berbasis masalah (PBL) adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan
masalah sebagai fakta serta alternative solusi yang dapat dilakukan.
b. Memfokuskan
pada interdisiplin keilmuan.
c. Menggunakan
penyelidikan secara otentik.
d. Hasil
solusi akhir dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam PBL, siswa dituntut
bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk
tidak terlalu tergantung pada guru. PBL membentuk siswa mandiri yang dapat
melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani.
Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa
menjalani proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani
proses belajar PBL, tutor akan berkurang keaktifannya.
Proses belajar PBL dibentuk dari
ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di dunia nyata. Hal tersebut
digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan
mengorganisasi informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat
dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi.
Masalah-masalah yang didesain dalam PBL memberi tantangan pada siswa untuk
lebih mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan
masalah secara efektif.
3. Tahap-tahap
Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagaimana
penjelasan di atas bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah ini menuntut peserta
didik untuk menghadapi apa yang telah mereka ketahui dan apa yang belum mereka
ketahui. Situasi ini mengajak mereka
untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian, dan menentukan tindakan apa
yang akan diambil.
Langkah-langkah
berikut ini merupakan salah satu model pemecahan masalah. Menurut Lepinski
(2005) tahap-tahap pemecahan masalah sebagai berikut ini, yaitu: 1) penyampaian
ide (ideas), 2) penyajian fakta yang diketahui (known facts), 3) mempelajari
masalah (learning issues), 4) menyusun rencana tindakan, (action plan) dan 5)
evaluasi (evaluation).
a.
Tahap 1: Penyampaian
Ide (Ideas)
Pada tahap ini
dilakukan secara curah pendapat (brainstorming). Peserta didik merekam semua
daftar masalah (gagasan,ide) yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak untuk
melakukan penelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau mengkaji pentingnya
relevansi ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan (masalah actual,
atau masalah yang relevan dengan kurikulum), dan menentukan validitas masalah
untuk melakukan proses kerja melalui masalah.
b.
Tahap 2: Penyajian Fakta
yang Diketahui (Known Facts)
Pada tahap ini,
peserta didik diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah
yang telah diajukan. Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat
dalam masalah. Tahap ini mungkin juga mencakup pengetahuan yang telah dimiliki
oleh peserta didik berkenaan dengan isu-isu khusus, misalnya pelanggaran kode etik,
teknik pemecahan konflik, dan sebagainya.
c.
Tahap 3: Mempelajari
Masalah ( Learning Issues)
Peserta didik
diajak menjawab pertanyaan tentang, Apa yang perlu kita ketahui untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi? Setelah melakukan diskusi dan konsultasi, mereka
melakukan penelaahan atau penelitian dan mengumpulkan informasi. Peserta didik
melihat kembali ide-ide awal untuk menentukan mana yang masih dapat dipakai.
Seringkali, pada saat para peserta didik menyampaikan masalah-masalah, mereka
menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, hal ini
dapat menjadi sebuah proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide-ide yang
tidak dapat dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah.
d. Tahap
4: Menyusun Rencana Tindakan (Action Plan)
Pada tahap ini, peserta didik diajak mengembangkan
sebuah rencana tindakan yang didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana
tindakan ini berupa sesuatu (rencana) apa yang mereka akan lakukan atau berupa
suatu rekomendasi saran-saran untuk memecahkan masalah.
e.
Tahap 5: Evaluasi
Tahap
evaluasi ini terdiri atas tiga hal:
1) bagaimana pebelajar dan evaluator menilai
produk (hasil akhir) proses,
2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM
untuk bekerja melalui masalah, dan
3) bagaimana pebelajar akan menyampaikan
pengetahuan hasil pemecahaan masalah atau sebagai bentuk pertanggung jawaban
mereka.
Peserta didik
menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai
bentuk yang beragam, misalnya: secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau
sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya.
4. Kelebihan
Metode Problem Based Learning
Kelebihan yang
paling menonjol dalam penerapan metode Pembelajaran Berbasis Masalah antara
lain:
a.
Memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah menurut cara-cara atau
gaya belajar individu masing-masing. Dengan cara mengetahui gaya belajar masing-masing
individu, kita diharapkan dapat membantu menyesuaikan dengan pendekatan yang kita
pakai dalam pembelajaran.
b.
Pengembangan
keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills).
c.
Peserta didik dilatih
untuk mengembangkan cara-cara menemukan (discovery), bertanya (questioning),
mengungkapkan (articulating), menjelaskan atau mendeskripsikan (describing)
mempertimbangkan atau membuat pertimbangan (considering), dan membuat keputusan
(decision-making). Dengan demikian, peserta didik menerapkan suatu proses kerja
melalui suatu situasi bermasalah, siang mengandung masalah.
5. Kelemahan
Metode Problem Based Lerning
a. Pembelajaran
model PBL memnbutuhksn waktu yang lama.
b. Perlu
ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar
terutama membuat soal.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode pembelajaran problem solving
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaaian secara ilmiah.metode ini tidak mengharapakan siswa hanya
sekedar mendengarkan,mencatat,kemudian
menghafal materi pelajaran akan tetapi melalui metode problem solving siswa
aktif berpikir,berkomunikasi,mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkan. Adapun tujuan utama penggunaan metode problem solving dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu:Mengembangkan kemampuan berfikir,terutama dalam
mencari sebab akibat dan tujuan suatu permasalahan. Memberikan pengetahuan dan
kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan kehidupan
sehari-hari. Belajar bertindak dalam situasi baru. Belajar bekerja sistematis
dalam memecahkan masalah.
Belajar berbasis masalah, atau yang lebih
popular dengan Problem-based learning, PBL) adalah suatu metode atau cara
pembelajaran, atau mungkin dalam pelatihan, yang ditandai oleh adanya masalah
nyata, a real-world problems, sebagai sebuah konteks bagi para pebelajar untuk
belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan.
Ada dua tujuan utama PBM. Tujuan yang
pertama, adalah ingin meningkatkan secara maksimal daya tahan pengingatan atau
retensi. Tujuan yang kedua, adalah untuk menjamin penyampaian informasi yang
bukan hanya sekedar transfer pengetahuan (transfer of knowledge) saja.
tahap-tahap pemecahan masalah sebagai berikut ini, yaitu penyampaian ide
(ideas), penyajian fakta yang diketahui
(known facts), mempelajari masalah (learning issues), menyusun rencana
tindakan, (action plan) dan evaluasi (evaluation).
DAFTAR
PUSTAKA
dapet buku mngenai problem solving dmna yaa..q ksulitan nyari
BalasHapus