BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran
memerlukan suatu cara untuk melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Biasanya cara tersebut telah
direncanakan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Apabila
belum mendapatkan hasil yang maksimal, kita harus berusaha untuk mencari cara
lain agar dapat mencapai tujuan. Proses ini menunjukan bahwa kita hendaknya
berusaha untuk mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Setiap kita menerapkan cara tertentu
dalam suatu proses pembelajaran,
menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan strategi. Strategi tersebut
dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan.
Strategi tersebut yang
kemudian di kenal dengan strategi pembelajaran. Selain strategi pembelajaran
dikenal juga istilaha lain yang saling berhubungan dengan yakni : pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran;
teknik pembelajaran; taktik pembelajaran; dan model pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari
strategi, pembelajaran serta strategi pembelajaran ?
2. Apa saja
variable dalam strategi pembelajaran?
3 Apa saja strategi dalam pembelajaran itu ?
4 Bagaimana penerapan
strategi pembelajaran dalam proses
pembelajaran??
C.
Tujuan
1.
Supaya mahasiswa dapat mengetahui
pengertian dari strategi, pembelajaran, serta strategi pembelajaran.
2.
Supaya mahasiswa dapat
mengetahui variable dari strategi
pembelajaran..
3.
Supaya mahasiswa dapat
menetahui strategi dalam pembelajaran.
4.
Supaya mahasiswa dapat
mengetahui cara penerapan strategi dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi, Pembelajaran serta Strategi Pembelajaran
Proses pembelajaran dalam
rangka mendidik untuk mencerdasakan kehidupan bangsa, tidak pernah lepas dari strategi
pembelajaran. Penerapan strategi
pembelajaran sendiri tidak lepas dari adanya pemahaman mengenai makna strategi pembelajaran.
Karena tanpa adanya pemahamana mengenai makna strategi pembelajaran tidak akan
mungkin kita dapat menerapkan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran
secara efisien serta efektif sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran dapat terwujud. Namun sebelum membahas lebih jauh mengenai makna dari strategi
pembembelajaran terlebih dahulu kita mengetahui pengertian atau arti kata dari
strategi, pembelajaran, serta strategi pembelajaran. Adapun penjabaran dari
pengertian istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1.Pengertian Strategi
Strategi (strategy) adalah
istilah yang berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani,
sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata stratos (militer) dan ago
(memimpin), sebagai kata kerja, stratego, berarti merencanakan (to plan).
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari
kata belajar yang kemudian mendapatkan imbuhan pe- dan – an, imbuhan tersebut
menyatakan sebuah proses.sehingga pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu
proses belajar. Belajar sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku hasil dari interaksi individu dengan lingkunganya dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan pengertian ntersebut maka pembeljaran
dapat diartikan sebagai setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik ,melakukan kegiatan belajar.
Menurut Poerwadarminta,
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction
yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau intruere yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti
instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru
sebagai pelaku perubahan
Muhammad Surya memberikan pengertian
pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Pengertian ini lebih menekankan kepada murid (individu) sebagai pelaku
perubahan
Surya mengemukakan, ada
lima prinsip yang menjadi landasan
pengertian pembelajaran yaitu; Pertama, pembelajaran sebagai usaha
memperoleh perubahan perilaku, prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama
proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu
(walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan hasil
pembelajaran). Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku
secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya
satu atau dua aspek saja. Perubahan - perubahan itu meliputi aspek kognitif,
afektif dan motorik. Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip
ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas
yang berkesinambungan, di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan
aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi, pembelajaran bukan sebagai suatu
benda atau keadaan yang statis, melainkan merupakan suatu rangkaian
aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. Keempat, proses
pembelajarn terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya suatu
tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas
pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan dan
adanya tujuan yang ingin dicapai. Atas dasar prinsip itulah pembelajaran akan
terjadi apabila individu merasakan adanya kebutuhan yang mendorong dan ada
sesuatu yang ingin dicapai. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan
dan tujuan. Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu,
pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, sehingga
banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata.
3. Pengertian Strategi
Pembelajaran
Strategi pembelajaran
adalah suatu rencana yang dilaksanakan pendidik (guru) untuk mengoptimalkan
potensi peserta didik agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu berdasarakan penjabaran dari
pengertian pembelajaran serta prinsip dari pembelajaran oleh Muhamad surya
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu cara atau metode
yang dilakukan oleh individu (guru) terhadap individu yang lain (murid) dalam
upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan motorik secara
berkesinambungan.
Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha,
yaitu: Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya. Mempertimbangkan dan memilih jalan
pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal
sampai dengan sasaran. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria)
dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan
dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: Menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi
peserta didik. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau
prosedur, metode dan teknik pembelajaran. Menetapkan norma-norma dan batas
minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp
(Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya,
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)
exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam
Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan
strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran
sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai
metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
B.
Makna
Belajar Mengajar
Belajar merupakan
proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Hasil belajar
berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun
afektif. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun
mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar
terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan
sosial).
Supaya
belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
1. Motivasi,
yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan
langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
2. Perhatian
atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi.
Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap
diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
3. Aktivitas.
Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak
belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa
lebih aktif belajar.
4. Umpan
balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar
tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu
menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa
akan pelajaran tersebut.
5. Perbedaan
individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain.
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat
mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat
diperlukan.
Pembelajaran merupakan
suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan
pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
Semua unsur atau komponen tersebut
saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan
berorientasi kepada tujuan
Selain prinsip tersebut
dipeerlukan pula sebuah strategi pembelajaran untuk dapat mencapai hasil atau
tujuan dari belajar. Strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih
strategi kegiatan belajar yang akan digunakan sepanjang proses pembelajaran.
Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi,
sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Hubungan antara
strategi, tujuan dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu
kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran,
pemilihan strategi pembelajaran dan dan perumusan tujuan, dan kemudian
diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama proses
pembelajaran berlangsung.
C.
Ruang Lingkup
Strategi Pembelajaran
Keseluruhan
tindakan strategis guru dalam upaya merealisasikan kegiatan pembelajaran,
mencakup dimensi yang bersifat makro (umum) maupun bersifat mikro (khusus).
Secara
makro, strategi pembelajaran terkait
dengan tindakan guru dalam:
(1) Memilih dan mengoperasionalkan tujuan
pembelajaran,
(2) Memilih
dan menetapkan setting pembelajaran,
(3) Pengelolaan
bahan ajar,
(4) Pengalokasian
waktu,
(5) Pengaturan
bentuk aktivitas pembelajaran,
(6) Metode,
teknik, dan prosedur pembelajaran,
(7) Pemanfaatan
penggunaan media pembelajaran,
(8) Penerapan
prinsip-prinsip pembelajaran,
(9) Penerapan
pendekatan pola aktivitas pembelajaran,
(10) Pengembangan
iklim pembelajaran
(11) Pemilihan,
pengembangan dan pelaksanaan evaluasi.
Dari penjabaran diatas dapat dimengerti bahwa secara
makro, strategi pembelajaran berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan
program pembelajaran. Oleh karena itu, strategi pembelajaran mengaktual pada strategi
perencanaan, pelaksanaan dan strategi penilaian pembelajaran.
Sedangkan tindakan guru yang bersifat mikro, berkait
langsung dengan tindakan-tindakan
operasional-interaktif guru di kelas. Tindakan guru yang dimaksud
berhubungan dengan pelaksanaan siasat dan taktik dalam mengoperasionalkan
pelaksanaan metode, teknik, prosedur pembelajaran, maupun siasat dan taktik
operasional dalam penggunaan media dan sumber pembelajaran. Disamping itu,
tindakan-tindakan operasional guru di kelas juga berkaitan dengan taktik dan
siasat guru dalam rangka:
(1) Memotivasi
dan menarik perhatian siswa,
(2) Meningkatkan
partisipasi anak,
(3) Meningkatkan
kemandirian belajar anak,
(4) Meningkatkan
disiplin dan ketertiban kelas,
(5) Hubungan
interpersonal anggota kelas dan sejenisnya.
1. Strategi Perencanaan
Pembelajaran
Berikut ini dicontohkan strategi
pengembangan perencanaan pembelajaran.
1. Identitas:
Mata Pelajaran : Olah Raga
Pokok bahasan :Keterampilan berenang
Sub Bahasan :Renang Gaya punggung
2. Tujuan:
siswa mampu berenang gaya punggung dengan gerakan-gerakan yang benar.
3. KBM:
(1) tempat latihan renang di kolam renang
(2) materi pelajaran keterampilan renang
gaya punggung.
(3) keseluruhan waktu pembelajaran 4 x
50 menit.
(4) pembelajaran oleh tim guru, siswa
berlatih dalam kelompok kecil dan individual secara terbimbing langsung oleh
guru.
(5) prosedur pelatihan: setelah
pemanasan cukup, guru terlebih dahulu mendemonstrasikan contoh-contoh gerakan
renang gaya punggung bagian demi bagian di darat dan siswa mencontoh mengikuti
gerakan guru, selanjutnya, guru mensimulasikan renang gaya punggung di air,
setelah anak dirasa cukup paham dan hafal gerakan secara menyeluruh, secara
kellompok siswa berlatih renang gaya punggung di air, langkah berikutnya anak
diberi kesempatan berenang secara individual untuk memastikan keterampilan
masing-masing anak.
Jenis: Tes perbuatan
Sasaran: Keterampilan renang gaya
pungggung.
2. Strategi Pelaksanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah implementasi perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran bertolak dari ketentuan-ketentuan yang teelah digariskan dalam
perencanaan. Berdasar atas pola perncanaan pembelajaran yang telah disusun,
selanjuttnya guru mengimplementasikannya dalm kegiatan pembelajaran actual di kelas. Implementasi kegiatan pembelajaran
sebagaimana yang dimaksud, tidak lain merupakan aktualisasi strategi mikro
pembelajaran. Perwujudan strategi mikro pembelajaran tersebut berbentuk
kegiatan operasional di kelas.
Keseluruhan jenis dan
dimensi kegiatan pembelajaran yang disebutkan dalam contoh perencanaan
pembelajaran diatas, sangat sederhana disbanding dengan fakta kegiatan yang
terjadi dalam kelas yang sebenarnya. Dalam kenyataan di kelas, interaksi
pembelajaran jauh lebih kompleks. Disamping yang tampak, masih banyak substansi
strategi ayng tidak tampak. Utamanya yang berkait dengan siasat, taktik,
pendekatan, pengembangan iklim kelas, dan seterusnya. Beberapa hal yang disebut
ini, secara actual akan muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Misalnya apabila
guru di kolam menghadapi anak yang takut kedalaman air, maka sebelumnya
dilepaskan di kolam yang sebenarnya, taktik guru adalah dengan terlebih dahulu
anak dilatih di kolam yang dangkal. Siasat untuk memberanikan anak adalah
dengan terlebih dahulu anak ditopang dadanya, setelah muncul keberanii anak,
secara perlahan-lahan topangan dilepas. Langkah selanjutnya anak dilepas di
kolam latihan yang sebenarnya. Pengembangan iklim pembelajaran yang diterapkan
guru misalnya dengan menjalin hubungan baik dengan anak, sehingga anak tidak
merasa takut dengan ajakan guru, dan atau yang lain bergantung pada
karakteristik anak-anak.
Alternative strategi
pelaksanaan pembelajaran, yang dapat dilacak dan dipilih guru untuk
melaksanakan aktifitas pembelajaran adalah sebagai berikut ini.
a. Setting
pembelajaran dapat dipilih dari beberapa setting, misalnya di kelas, di
laboratorium, di bengkel, di lapangan, dan di tempat-tempat lainnya.
b. Pengolahan
bahan ajar dapat diatur dalam tatanan tertentu, misalnya tatanan secara
induktif, deduktif, menurut urutan kronologis, menurut urutan
mengklasifikasikan bahan menurut strukturnya, klasifikasi menurut tipe bahan
(kongkrit-abstrak, mudah-sukar, konsep dasar-lanjut, teori-keterampilan) dan
seterusnya.
c. Penentuan
alokasi waktu untuk masing-masing jenis kegiatan sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan.
d. Pengaturan
bentuk aktivitas pembelajaran, meliputi (1) pengaturan guru (tim-perorangan),
(2) pengaturan siswa (individual-kelompok-klasikal), (3) pengaturan interaksi
guru-murid (tatap muka-perantaraan media), (4) struktur peristiwa
pembelajaran(terbuka-tertutup), (5) peranan pengolahan pesan
(ekspositorik-problem solving-heuristik), dan seterusnya.
e. Penggunaan
metode, teknik dan prosedur pembelajaran, guru dapat menggunakan ceramah, Tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, penemuan, simulasi, dan lain-lain.
f. Pemanfaatan
media dan sumber pembelajaran dapat diatur secara multi media dan multi sumber
pembelajaran dengan berbagai bentuk meida dan sumber.
g. Penerapan
prinsip-prinsip pembelajaran.
h. Penerapan
pendekatan pembelajaran.
i.
Pengembangan iklim
pembelajaran.
j.
Teknik penilaian dapat
berbentuk tes maupun non tes.
D.
Komponen
dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Secara umum komponen
strategi pembelajaran terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berinteraksi
dengan karakter fungsi dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu (1) kegiatan
pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik,
(4) tes dan, (5) kegiatan lanjutan.
Pemilihan strategi
pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut: (1) orientasi
strategi pada tugas pembelajaran, (2) relevan dengan isi/materi pembela-jaran,
(3) metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai,
dan (4) media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indera peserta didik
secara simultan.
Pendekatan Inovatif dalam Strategi
Pembelajaran
Pendekatan inovatif
dalam strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa
secara mandiri dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada poses penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry).
Terdapat berbagai
pendekatan inovatif yang dapat dilaksanakan oleh guru di kelas, salah satu di
antaranya adalah pendekatan keterampilan proses. Pada pendekatan ini siswa
hanya diberi kail dan cars mengailnya (teknologinya) untuk kemudian diharapkan
dapat dikembangkan iebih lanjut oleh siswa itu sendiri (inovasi baru yang terus
bergulir)macepiring.wordpress.com/)
E.
Jenis Strategi dalam
Pembelajaran
Ada empat strategi dasar dalam belajar
mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. mengidentifikasi
serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. memilih system
pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3. memilih
dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. menetapkan
norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik buat penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa
untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut
dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan
berbagai strategi pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya
reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau
calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan proses pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun
penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya.
Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar
pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran
sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara
kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul strategi pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang
tentunya semakin memperkaya khazanah strategi pembelajaran yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Dwi Siswaya, dkk.2008.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta:
UNY Press
Sugihartono, dkk.2007.Psikologi
Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press
Achmad Sugandi, dkk.2004. Teori
Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press
Suprihadi Saputra, dkk.
2000. Strategi Pembelajaran. Malang: FIP Universitas Negeri Malang
Udin Winataputra, dkk.2004. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar