Pendidikan dan
kesehatan merupakan dua sisi mata uang yang satu sama lain saling berkaitan,
tak terpisahkan serta merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kesehatan adalah jalan
menuju pencapaian hasil pendidikan yang diharapkan. Namun, berbagai penyakit
khususnya penyakit menular sering menghambat pencapaian hasil tersebut. Seperti
halnya pada anak usia sekolah dasar, banyak penyakit-penyakit menular yang siap
menginfeksi mereka. Demam, sakit perut, susah buang air besar, gangguan
bernapas adalah beberapa kondisi ringan yang lazim dialami oleh anak-anak yang
telah terinfeksi suatu penyakit.
Sangat diperlukan suatu
tindakan pencegahan terhadap penyakit menular yang menginfeksi anak. Namun,
apabila anak sudah terinfeksi suatu penyakit harus segera dirawat dan diobati
agar penyakit tersebut dapat dikendalikan dan tidak menginfeksi anak-anak yang
lain. Usaha-usaha baik pencegahan maupun pengendalian penyakit infeksi
merupakan tanggung jawab semua pihak demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Dari pihak sekolah, dapat memberikan kontribusi dalam menekan kejadian penyakit
infeksi melalui berbagai cara. Mengenai penyakit infeksi pada anak usia sekolah
dasar akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini beserta usaha-usaha yang
dapat dilakukan untuk menekan kejadian penyakit infeksi tersebut..
PEMBAHASAN
A.
Penyakit
infeksi
Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing
terhadap organisme inang, dan bersifat membahayakan. Spesies asing atau yang
disebuat patogen bisa mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada
luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap
infeksi disebut peradangan. Penyakit menular atau penyakit infeksi
disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Mekanisme terjadinya
penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain : penyebab penyakit (agen),
induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit(multiple
causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of
disease). Jadi penyebab penyakit infeksi bermacam-macam, untuk mengatasi penyakit
infeksi yang dibawa oleh berbagai macam virus, bakteri dan parasit. Tubuh
mempunyai cara sendiri dalam menanganinya seperti pada jenis penyakit influenza
dan cacar air dapat sembuh sendiri, system itu
disebut dengan system pertahanan tubuh. Namun jika jenis penyakit itu
berat dan penyebab penyakit itu ganas maka system kekebalan tubuh (terutama
pada anak-anak) harus segera ditindak lanjuti agar dapat penanganan yang tepat
sehingga tidak menyebabkan cacat bahkan kematian pada si penderita.
Beberapa penyebab utama infeksi adalah bakteri, virus dan parasit. Agen
biologi tersebut dapat menyebar dengan mudah dan cepat. Berikut ini jenis-jenis
nama penyakit infeksi beserta penyebabnya.
·
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri (jasad renik atau
kuman)
Tetanus : melalui luka yang kotor
Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
Pneumonia: lewat batuk (udara)
Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)
·
Penyakit yang disebabkan oleh virus (kuman yang lebih kecil
daripada bakteri)
Rabies : melalui gigitan binatang
Penyakit kulit : melalui sentuhan
·
Jamur
Kurap, kutu air, dan gatal pada
lipatan paha: ditularkan melalu sentuhan atau dari pakaian yang dipakai secara
bergantian
·
Penyakit yang disebabkanoleh Parasit internal(hewan yang
berbahaya yang hidup di dalam tubuh)
Disentri: ditularkan dari kotoran ke mulut
Malaria: melalui gigitan nyamuk
·
Penyakit yang disebabkan oleh Parasit eksternal (hewan yang
berbahaya yang hidup pada permukaan tubuh)
yang
telah terinfeksi atau melalui pakaian.
Beberapa jenis penyakit infeksi yang
sering diderita oleh anak usia sekolah dasar, diantaranya yaitu ;
·
Infeksi telinga
Infeksi telinga adalah masalah yang
sangat umum dihadapi oleh anak-anak. Bahkan bayi di bawah dua tahun bisa
memiliki masalah ini. Infeksi pada telinga disebabkan oleh kuman dan virus.
Mereka memasuki tubuh manusia dan tumbuh hingga menyebabkan infeksi yang akan
mempengaruhi fungsi normal tubuh. Demikian pula kuman bisa juga masuk ke dalam
telinga. Telinga manusia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu bagian dalam, bagian
tengah dan bagian luar. Ketika telinga luar terinfeksi oleh kuman, infeksinya
dikenal sebagai “swimmer’s ear”.
Bila bagian dalam telinga yang
terinfeksi, maka disebut sebagai infeksi telinga tengah. Kuman menginfeksi
bagian tengah telinga dan mengisi bagian tersebut dengan nanah atau cairan
lengket kekuningan. Cairan ini mengandung sel-sel yang melawan kuman. Bagian
tengah telinga tersusun dalam bentuk kantong udara kecil, yang terletak di
bagian belakang gendang telinga. Dan ketika nanah mulai mengisi daerah
ini, telinga akan terasa seperti balon berisi penuh yang terasa akan pecah. Ini
akan terasa sangat menyakitkan.
Biasanya anak-anak yang memiliki masalah
alergi dan sangat sering masuk angin lebih rentan untuk terkena infeksi
telinga. Ketika anak terkena flu, saluran Eustachian akan terhambat yang
memungkinkan kuman masuk ke telinga tengah. Kuman yang masuk akan berkembang
biak dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi telinga tengah.
Anak-anak akan mengalami demam bersamaan
dengan sakit telinga. Beberapa bahkan merasa sulit untuk mendengar karena
penyumbatan. Infeksi telinga tengah tidak menular, tapi flu yang didapat dari
orang lain pada akhirnya dapat mengakibatkan infeksi telinga.
Anak-anak dapat melakukan beberapa
langkah untuk menghindari infeksi telinga. Mereka harus mencuci tangan mereka
secara teratur. Mereka harus menjauhkan diri dari orang-orang yang menderita
flu. Dan jika mereka mendekati atau kontak dengan orang-orang ini, mereka harus
mencuci tangan mereka dan tidak boleh menyentuh mata atau hidung dengan
tangannya. Orang tua yang merokok, tidak boleh melakukannya di dekat anak-anak
karena asap rokok dapat meyebabkan gangguan fungsi dari saluran Eustachian.
·
Diare
Penyakit diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki
kandungan air berlebihan.Anak terserang diare biasanya karena kurangnya
kebersihan tangan si anak disamping faktor lain seperti pengaruh susu atau makanan yang tidak sesuai dengan umurnya
serta penyakit infeksi. Sebetulnya orang tua menentukan penyebab diare si anak.
Secara umum penyebab diare adalah
Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit,alergi terhadap makanan atau
efek samping obat tertentu, misalnya makanan pedas atau susu yang tidak cocok
dengan anak tersebut.
·
Ganguan Pernafasan
Nama lain flu adalah influenza, common cold, batuk
pilek, atau kadang, masuk angin. Biasanya penularan terjadi saat penderita awal
terbatuk, bersin, dan terlontar melalui kontak tangan. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi virus yang jenisnya sangat banyak, tetapi gejalanya
mirip. Gejala flu antara lain;
batuk, pilek, bersin, nafsu makan menurun, nyeri bila menelan makanan, dan
demam (biasanya tak lebih dari 38.5 derajat Celsius).
Flu
sebenarnya bukan penyakit berbahaya,
karena jarang menimbulkan komplikasi, meski disertai demam tinggi sekalipun.
Namun, meski tidak berbahaya, bayi dan anak yang terkena flu akan cukup
terganggu. Umumnya, anak jadi sulit tidur, tak mau makan, dan rewel. Perlu
diwaspadai pula, jika kondisi daya
tahan tubuh anak menurun, bisa terjadi komplikasi; pneumonia, bronkitis,
infeksi telinga, sinus, atau hingga infeksi telinga tengah
·
Mimisan
Pada
anak-anak, mimisan disebabkan oleh iritasi pangkal hidung akibat mengeluarkan
lendir terlalu keras.Darah yang keluar berasal dari pembuluh darah kecil pada
dinding dalam rongga hidung, yang pecah akibat usaha mengeluarkan lendir.
|
|
Mimisan
pada anak seringkali terjadi tanpa gejala. Namun beberapa saat menjelang
mimisan terjadi anak terlihat sering berusaha menghembuskan udara dari hidung
untuk mengeluarkan lendir.
|
|
|
B.
Usaha Pencegahan Penyakit Infeksi
Defenisi
tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi :
1. Asepsis atau teknik aseptic
Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga tingkat aman.
2. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh ataumenghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh.
4. Mencuci dan membilas
Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)
dari kulit atau instrumen.
5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.
6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara merebus atau cara kimiawi.
7. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptic
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.
1. Asepsis atau teknik aseptic
Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga tingkat aman.
2. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh ataumenghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh.
4. Mencuci dan membilas
Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)
dari kulit atau instrumen.
5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.
6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara merebus atau cara kimiawi.
7. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptic
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.
Selanjutnya
usaha-usaha guru dalam menekan laju Infeksi, Peran seorang guru dalam menekan
laju infeksi pada anak didiknya sangatlah dibutuhkan oleh seorang murid. Cara
guru dalam menekan laju infeksi dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikkut
:
a.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak khususnya anak SD sering bermain
dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang bersih seperti
selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari
kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan.Peran guru dalam
menjelaskan arti pentingnnya mencuci tangan sanngatlah dibutuhkan oleh siswa
untuk mendapatkan penjelasan manfaat-manfaat dari mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah
satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen
yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang
lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan
permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas.
b. Jajan di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang
paling sering dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang
mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di
Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25% - 50% sampel minuman
yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak
dimasak terlebih dahulu (4). Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang
umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan
pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat
Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna
merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil)
(Judwarwanto, 2008).
Maka disini guru hendaknya memberikan
himbauan untuk selalu jajan ditempat yang bersih. Kalau di sekolah sebaiknya
jajan di kantin sekolah yang bersih.
c. Membuang
sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan
cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan namun
sangat susah duntuk diterapkan. Hasil peneltiian ini sesuai dengan pernyataan
oleh Andang Binawanyang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan
dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan
mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009). Hal
demikian menjadi sangat rentan terjadi pada siswa SD, sebagai guru harus dapat
menumbuhkan rasa kepedulian tentang membuang sampah pada tempatnya untuk
menjaga kebersihan dan mencegah timbulnya penyakit infeksi yang ditimbulkan
oleh bakteri.
d. Mengikuti kegiatan olah raga di
sekolah
Olahraga adalah serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan
meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).Olahraga adalah
suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan
gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
(Depkes, 2002).
Kebugaran jasmani sangat penting dalam
menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, dan menjaga tubuh agar tetap sehat
ataupun tidak mudah terserang pennyakit. Dalam hal ini guru olah raga mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menghimbau anak didiknya agar selalu
berolahraga guna menjaga ksehatan tubuh masinng-masing.
e.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Mengukur berat dan tinggi badan
merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat
memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi
pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal
atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang
bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak
memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya,
maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Selain itu apabila ukuran tubuh suatu
anak kurang dari anak seusianya maka anak itu mempunyai penyakit yang
dideritanya, tugas guru adalah memberitahukan kepada orang tua anak tersebut.
f. Buang air besar dan buang air kecil di jamban
sekolah
Jamban merupakan sanitasi dasar penting
yang harus dimiliki setiap masayarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban
yang bersih adalah utnuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul
karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar
pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber
air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan
sekitar. Setelah adanya jamban yang baik tugas guru yaitu menghimbau para murid
untuk buang air besar dan kecil di dalam jamban tersebut.
g. Pengadakan UKS
Pemberlakuan
UU No. 22/1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No.
25/1999
tentang pertimbangan keuangan antara pusat dan daerah akan sangat
berpengaruh
terhadap pelaksanaan pembangunan termasuk pelayanan kesehatan
secara
keseluruhan terwujud dengan telah berhasilnya pemerintah menyediakan
sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan secara merata, khususnya pelayanan
kesehatan
terhadap kecacingan melalui UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yaitu
dengan
pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali.
h.
Diadakan Imunisasi Sekolah
Sekolah
hendaknya juga selalu memikirkan kesehatan muridnya untuk menunjang
kependidikan. Contohnya dengan mengadakan imunisasi sekolah. Tujuan utama
pemberian imunisasi itu, untuk meningkatkan imunitas (kekebalan) anak usia
sekolah terhadap dipteri dan tetanus. Kekebalan terhadap dua virus tersebut
akan bertahan kurang lebih hingga kira-kira sampai dengan 25 tahun mendatang. Dengan demikian, ujarnya, apabila sekarang
ini usia anak-anak yang diimunisasi rata-rata 10 tahun, mereka akan kebal
hingga usia 35 tahun. Pada usia 35 tahun ke atas, karena orang telah dapat
menjaga diri maka risiko untuk terkena tetanus kemungkinannya kecil. Tujuan khususnya
di samping untuk meningkatkan kekebalan adalah agar diperoleh perlindungan anak
terhadap penyakit dipteri dan tetanus, dalam jangka waktu panjang.
C.
Pengaruh
Lingkungan Terhadap Penyakit Infeksi
Lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun
abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena
terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut. Pada prinsipnya
lingkungan ( air, udara, tanah, sosial ) tidak dapat dipisah-pisahkan, karena
tidak mempunyai batas yang nyata dan merupakan satu kesatuan ekosistem.
Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Lingkungan yang hidup
(biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis).
2)
Lingkungan alamiah dan
lingkungan buatan manusia.
3)
Lingkungan prenatal dan
lingkungan postnatal.
4)
Lingkungan biofis dan
lingkungan psikososial.
Lingkungan
air (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir),
lingkungan biologis (biosfir) dan lingkungan sosial (sosiosfir). Kombinasi dari
klasifikasi-klasifikasi tersebut.
Lingkungan
adalah bagian dari kehidupan manusia yang sangat penting. Gangguan lingkungan
akan mengganggu kesehatan manusia. Salah satu aspek kesehatan lingkungan adalah
kadar zat – zat toksik atau polusi disekitar lingkungan hidup manusia.
Diperlukan pengetahuan dan upaya untuk menjaga agar udara tidak tercemar dengan
polusi zat – zat yang membawa gangguan atau penyakit pernafasan.
Penyakit
infeksi sangat ditentukan oleh status gizi dan kemungkinan tersedianya tempat
berkembang biak kuman di lingkungan hidup masyarakat tersebut. Sebagai tolok
ukur tingkat kesehatan lingkungan antara lain : fasilitas air bersih terlindung
yang mudah diperoleh, tempat pembuangan kotoran, tempat pembuangan air limbah,
tempat pembuangan sampah yang sehat, juga pemukiman yang sehat.
Perkembangan
epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya
penyakit dan wabah. Dilihat dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi
karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan tidak selalu
menguntungkan, kadang-kadang manusia bahkan dirugikan, oleh karenanya manusia
selalu berusaha untuk selalu memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan
kemampuannya. Unsur lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan
terjadinya proses interaksi antara penjamu dan unsur penyebab dalam proses
terjadinya penyakit.
Lingkungan yang sehat juga merupakan factor pencegah
infeksi pada penyakit. Faktanya, banyak orang yang menjaga kebersihan
lingkungan di rumah, maupun di sekitar yang terhindar dari penyakit. Lingkungan
yang sehat meliputi:
1.
Lingkungan yang bersih
Kebanyakan orang pada saat di rumah, apalagi sebagian
besar para wanita sering membersihkan rumah dan lingkungan di sekitar rumah
seperti di pekarangan. Rumah yang bersih selain memberikan kenyamanan juga akan
memberikan suatu protect atau penjagaan dari berbagai kuman dan kotoran.
Kebersihan yang selalu terjaga merupakan suatu cara yang paling efektif untuk
mencegah berbagai sumber penyakit, ada
pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati karena
kita tak tahu kapan penyakit itu datang dan seberapa bahayanya penyakit itu
menimpa kita.
2.
Lingkungan yang terawat
Kalau kita melihat di sekitar kita banyak sampah
bertebaran dan di situlah banyak kuman dan bakteri penyebab penyakit, maka kita
akan merasa ngeri dan akan merasa jijik dengan hal itu. Cuma terkadang kita
sering merasa malas untuk memberiskannya, setelah dibersihkan pun kita masih
merasa malas untuk membersihkannya kalau sampah itu kembali mengotori padahal
kalau lingkungan sekitar kita tidak dibersihkan terus maka kuman dan bakteri
juga akan kembali dan bersarang di tempat yang kotor tersebut. Oleh karena itu
lingkungan yang kotor tidak cukup dibersihkan saja tetapi harus dirawat
sedemikian rupa supaya kebersihannya selalu terjaga.
3.
Lingkungan yang sejuk
Biasanya lingkungan yang sejuk merupakan lingkungan yang
bersih karena lingkungan yang sejuk memberikan udara yang segar dan itu
pertanda bahwa lingkungan itu jauh dari sampah, baktri, dan kuman yang bau.
Lingkungan yang sejuk akan memenuhi kebutuhan kita dalam bernafas. Dalam hal
ini udara yang sejuk dan bersih juga terhindar dari kuman dan virus yang
terbang di udara.
4.
Lingkungan yang rapi
Kerapian merupakan hal yang baik dan memberikan suatu
keindahan bagi kita. Apabila kita dapat membersihkan semua ruangan rumah tetapi
tidak diatur dengan rapi, maka kita juga merasa ada yang mengganjal. Kerapian
juga mencerminkan kebersihan dalam lingkungan tersebut.
5.
Lingkungan yang indah
Lingkungan yang indah juga memberikan suatu
pemandangan yang menyejukkan mata dan dapat memberikan kenyaman serta
ketentraman hati. Keindahan juga suatu hal yang dapat menjauhkan kita dari
berbagai bakteri dan kuman serta virus, karena keindahan erat kaitannya dengan
kebersihan.
D. Usaha
Guru (Sekolah) dalam Menekan Kejadian Penyakit Infeksi Terkait dengan
Lingkungan yang Ada
Kondisi
lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Banyak aspek
kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat
dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan.
Begitu juga penyakit menular atau penyakit infeksi menjadikan lingkungan
sebagai perantaranya. Lingkungan dijadikan media yang sangat berperan dalam
penularan penyakit infeksi pada tubuh yang tidak mempunyai sistem imun yang
kuat, terutama anak-anak khususnya anak sekolah dasar yang rentan terhadap
penyakit-penyakit infeksi. Berikut usaha-usaha yang dapat dilakukan guru atau
pihak sekolah dalam menekan kejadian penyakit infeksi terkait dengan lingkungan
yang ada.
1. Tindakan
Pencegahan
a. Program
Bimbingan
Peran seorang guru sangat
diperlukan dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat pada peserta didik. Pola
hidup sehat tidak hanya dasampaikan secara lisan, tetapi lebih pada pemberian
contoh agar anak memperoleh mindset tentang hidup sehat sejak dini. Pembiasaan
pola hidup sehat ini mencakup pemeliharaan kebersihan lingkungan, mengkonsumsi
makanan yang sehat, melakukan aktifitas fisik/olah raga secara teratur, serta
istirahat yang cukup.
b. Imunisasi
Imunisasi
merupakan induksi imunitas buatan dengan memberikan antibody sebagai
immunoglobulin (imunisasi pasif) atau dengan memberikan antigen sebagai vaksin
(imunisasi aktif). Setiap tahun di sekolah,dasar, dilakukan Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS) untuk mencegah penyakit campak dan tetanus bagi kelas 1
hingga 3 SD.
c. Event
Lomba Kebersihan Kelas
Lomba kebersihan kelas
merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam membiasakan
peserta didik untuk menerapkan pola hidup sehat. Kegiatan seperti ini sangat
diperlukan guna memberikan motivasi pada peserta didik untuk terbiasa hidup
sehat sejak dini dengan memelihara kebersihan lingkungan agar penyakit infeksi
akibat ketidakbersihan lingkungan seperti diare maupun cacingan dapat dicegah..
d. Penyediaan
Fasilitas Kesehatan yang Mamadai
Melengkapi hunian dengan
fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat mutlak dibutuhkan guna mencegah
penyebaran penyakit menular. Fasilitas-fasilitas kerja, makan dan minum, alat
kebersihan, dan lain-lain harus terjaga kebersihannya guna mencegah penularan
penyakit.
e. Gerakan
Cuci Tangan
Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dapat mengurangi risiko
terinfeksi berbagai penyakit. Cuci tangan kerap terlupakan karena dianggap
remeh. Padahal, mencuci tangan dapat mencegah penularan virus dan bakteri
penyebab penyakit infeksi terutama diare, infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), influenza A H1N1, dan hepatitis yang banyak
ditularkan lewat kontak manusia. Puluhan penyakit yang ditularkan lewat tangan
yang kotor bisa dicegah dengan cuci tangan. Diare sendiri telah membunuh dua
juta anak balita setiap tahun dan menjadi penyebab kematian balita nomor dua.
Angka ini sebenarnya bisa diturunkan hingga separuh jika kita mengajarkan
kebersihan diri sejak dini dengan membiasakan cuci tangan dengan sabun. Namun,
mencuci tangan yang sangat mudah itu masih sulit dilakukan. Mencuci tangan
tidak hanya pada waktu-waktu kritis sebelum makan, menyiapkan makanan, atau
sehabis membersihkan kotoran, tetapi juga setelah berada di keramaian, berjabat
tangan, dan sehabis bersin.
2. Tindakan
Pengendalian
a. Mengoptimalkan
fungsi UKS
Pelaksanaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat kegiatan pada upaya promotif dan
preventif serta didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas
menjadi sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
pada khususnya, dan kesehatan peserta didik pada umumnya. Oleh karena itu UKS
yang berkualitas perlu dilaksanakan di semua sekolah. Kesadaran
terhadap lingkungan hidup yang bersih dan sehat haruslah dilakukan sejak dini
dan dilakukan oleh seluruh stakeholders, sebab mengenalkan dan menanamkan nilai
penting kebersihan dan kesehatan lingkungan memerlukan waktu yang panjang.
b. Pemberian
pertolongan pertama
Pertolongan pertama harus
diberikan oleh pihak sekolah ketika dalam proses pembelajaran, terdapat siswa
yang sakit akibat penyakit infeksi. Pertolongan pertama ini merupakan
pertolongan segera kepada anak-anak yang memerlukan penanganan medis dasar
sebelum dirujuk ke Puskesmas atau Balai Pengobatan.
PENUTUP
Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing
terhadap organisme inang, dan bersifat membahayakan. Spesies asing atau yang
disebuat patogen bisa mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada
luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap
infeksi disebut peradangan. Penyakit menular atau penyakit infeksi
disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Sangat diperlukan suatu tindakan pencegahan terhadap
penyakit menular yang menginfeksi anak. Namun, apabila anak sudah terinfeksi
suatu penyakit harus segera dirawat dan diobati agar penyakit tersebut dapat
dikendalikan dan tidak menginfeksi anak-anak yang lain. Usaha-usaha baik
pencegahan maupun pengendalian penyakit infeksi merupakan tanggung jawab semua
pihak demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Dari pihak sekolah, dapat
memberikan kontribusi dalam menekan kejadian penyakit infeksi melalui berbagai
cara.
Dalam hal penyakit yang menginfeksi anak didik, guru
dan kepala sekolah tentunya harus perduli dan segera menanggapi dengan sigap.
Apalagi apabila infeksi yang menyerang anak didik terjadi di lingkungan
sekolah. Jadi tidak hanya peran orang tua yang wajib merawat anak tetapi di
lingkungan sekolah juga guru harus menjaga dan merawat anak didik sehingga
mereka tidak terinfeksi penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulia,
Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Graha Ilmu
Mandal, B.K.,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga
Knight, John F. 1994. Supaya Anak Anda Sehat. Bandung: Indonesia Publishing House
http://www.google.co.id/ur/penyakit
infeksi./(diakses pada tanggal 30 November 2010 pukul 18.20.)
http://www.infeksi.com/indeks.php.
(diakses pada tanggal 30 November 2010 pukul 18.08 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar