PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Jika
kita melihat praktik kegiatan belajar mengajar di lapangan, kita akan menemukan
banyak guru yang belum mengetahui dasar
penting dalam pembelajaran yaitu variabel pembelajaran. Padahal pengetahuan
yang baik tentang masalah ini akan membuat guru lebih cakap dalam menangani dan
memahami permasalahan yang terjadi di sekolah. Sehingga pemahaman guru yang
baik tentang variabel pembentukan pembelajaran
dapat mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lancar.
Masalah diatas masih ditambah lagi dengan keterbatasan
peran pemerintah untuk mencukupi fasilitas yang diperlukan untuk mendukung
kondisi pembelajaran yang termasuk dalam variabel pembentukan pembelajaran.
Untuk itu diperlukan peran guru yang lebih aktif dan kreatif dalam menciptakan
kondisi pembelajaran yang memadai namun
terjangkau. Tidak hanya menunggu peran pemerintah yang tidak pasti.
Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu
diperhatikan oleh para pengajar atau guru, agar dapat menuangkan
variable-variabel pembelajaran ke dalam desain pembelajaran. Dari pernyataan
tersebut, maka calon guru perlu mengetahui
secara mendalam tentang variabel pembentuk pembelajaran. Seorang calon guru
juga perlu berfikir kritis apakah model-model desain pembelajaran yang selama
ini digunakan masih sesuai dengan paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan
tersebut bertujuan agar ketika mereka
benar-benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah sekolah, mereka akan menjadi guru yang menguasai medan,
memahami masalah yang terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan bijak
memyikapi masalah tersebut.
Dengan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini
akan dibahas tentang Variabel Pembentuk
Pembelajaran.
B.
TUJUAN
Makalah ini
bertujuan untuk :
1. Agar
para calon guru dapat mengetahui dengan pasti apa variable pembentuk
pembelajaran.
2. Agar
makalah ini dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki system pembelajaran yang
selama ini telah dilakukan oleh para guru.
3. Dengan
adanya ulasan tentang variable pembelajaran ini diharapkan kita sebagai calon
guru dapat lebih memahami dan mengembangkan cara atau system pembelajaran yangt
akan kita lakukan sehingga dapat mensukseskan tujuan pembelajaran.
PEMBAHASAN
A. BAGAN
VARIABEL PEMBELAJARAN
Reigeluth
dan degeng mengembangkan variable-variabel penting yang perlu dijadikan kajian
dalam pembelajaran sbb :
Tujuan dan
karakteristik bidang studi
|
Kendala dan
karakteristik bidang studi
|
Karakteristik
mahasiswa
|
KONDISI
Strategi
pengorganisasian isi pembelajaran
·
Strategi makro
·
Strategi mikro
|
Strategi
penyampaian pembelajaran
|
Strategi
pengorganisasian isi pembelajaran
·
Strategi makro
·
Strategi mikro
|
METODE
Keefektifan,
efisiensi, dan daya tarik pembelajaran
|
HASIL
Taksonomi
variable pembelajaran
(Adaptasi
dari Reigeluth, 1989; dan Degeng, 1991)
B.
KONDISI
PEMBELAJARAN
Kondisi
pembelajaran adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efek metode dalam
meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran meliputi ;
1) Tujuan dan karakteristik bidang studi/disiplin ilmu, tujuan pembelajaran
adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang
diharapkan dicapai siswa.
2) Kendala dan karakteristik bidang studi/disiplin
ilmu, karakteristik bidang studi/disiplin ilmu adalah aspek-aspek suatu bidang
studi/disiplinIlmu yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam
mempreskripsikan strategi pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan
sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan dana.
3)Karakteristik peserta belajar siswa. Sedangkan
karakteristik siswa adlah aspek-aspek atau kualitas perseorangan mahasiswa,
seperti bakat, motivasi, kemampuan awal atau hasil belajar yang tealah
dimilikinya, harapan, dll.
C. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran
adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran
yang berbeda di bawah
kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran meliputi :
1) Strategi
pengorganisasian isi/materi (Organizational strategy), adalah metode untuk
mengorganisasi isi bidang studi/disiplin ilmu yang telah dipilih dalam
pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan
isi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan yang lainya yang setingkat
dengan itu. Ada 2 strategy pengorganisasian materi yaitu strategy makro dan
strategi mikro.
2) Strategi penyampaian (Delivery strategy), yaitu
metode untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa atau untuk menerima
serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Contoh metode penyampaian :
a. Metode tanya jawab, dalam konsep ini
kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa.
Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara
berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya
jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa
dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
b. Metode inkuiri/penemuan, merupakan
siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya,
investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri
meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data,
kemudian disimpulkan.
c. Metode kelompok belajar, adalah kelompok belajar atau
komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan
gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam; pembentukan kelompok kecil atau
kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas
sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.
d. Metode pemodelan, dalam konsep ini
kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajar
atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi model
tentang how to learn (cara belajar) dan guru
bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa berprestasi atau melalui
media cetak dan elektronik.
e. Metode refleksi, yaitu melihat
kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan
untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui
agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah;
pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan
jurnal di buku siswa, kesan dan saran
siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
3)
Strategy pengelolaan (Management strategi), adalah metode untuk menata
interaksi antara siswa dengan variable metode pembelajaran lainnya (Variable
strategy pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran).
D. HASIL PEMBELAJARAN
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat
dijadikan sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran
di bawah kondisi yang berbeda. Hasil pembelajaran meliputi; 1)Keefektifan (eefectiveness),
2) efisiensi (efficiency), dan 3) daya tarik (appeal). Keefektifan
(effectiveness) pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian belajar siswa.
Effisiensi (efficiency) pembelajaran biasanya diukur dari rasio antara
keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa atau jumlah biaya yang
digunakan. Daya tarik (appeal) pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk tetap terus belajar.
Berdasarkan variable-variabel pembelajaran di atas
dikembangkan alur kegiatan perancangan dan pengembangan pembelajaran.
Perencanaan dan pengembanagan pembelajaran merupakan langkah-langkah penting
yang harus dilakukan agar terjadi aktivitas belajar yang optimal dalam diri siswa
untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Penataan langkah-langkah tersebut
berupa urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang
diharapkan dengan memperhatikan variable-variable penting pembelajaran di
atas.
E. PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
Berpijak pada klasifikasi variable-variable
pembelajaran di atas, dikembangkanlah langkah-langkah perencanaan dan
pengembangan pembelajaran sebagai berikut :
1.
Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi.
Analisis
tujuan dan karakteristik isi biadang studi perlu dilakukan pada tahap awal
kegiatan perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran apa yang diharapkan
dikuasai oleh siswa. Gagne (1975) mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam
lima kelompok, yaitu :
- informasi
verbal
- ketrampilan-ketrampilan
- strategi
kognitif
- sikap
- psikomotorik.
Bloom
(1979) mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga domain, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Analisis karakteristik isi bidang studi dilakukan untuk mengetahui
tipe isi bidang studi apa yang akan dipelajari siswa apakah berupa fakta,
konsep, prosedur ataukah prinsip.
2.
Analisis sumber belajar (kendala )
Sumber-sumber
belajar apa yang tersedia dan dapat digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran serta dapat mendukung proses pembelajaran
3.
Analis karakteristik siswa
Menganalisis
karakteristik siswa untuk mengetahui cir-ciri perseorangan siswa. Cirri-ciri
yang dimaksud termasuk diantaranya adalah kematangan tingkat berfikir, motivasi
anak, kemampuan awal, bakat, gaya belajar, serta kebutuhan atau harapannya. Karakteristik siswa harus
dijadikan pijakan dalam merencanakan pembelajaran.
4.
Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
Langkah
menetapkan dan isi pembelajaran memuat rumusan tujuan khusus pembelajaran atau
kompetensi apa yang diharapkan dikuasai oleh siswa, serta tipe atau struktur
isi pelajaran yang bagaimana yang dipelajari untuk mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan tersebut.
5.
menerapkan strategi pengorganisasian isi/materi penbelajaran
strategi
pengorganisasian isi/ materi pembelajaran amat dipengaruhi oleh tipe isi dan
struktur bidang studi yang dipelajari.
Pengorganisasian materi pembelajaran dapat dilakukan di tingkat makro
(kurikulum/silabi) maupun tingkat mikro (satuan tatap muka/SAP).
6.
Menetapkan stategi penyampaian isi pembelajaran
Langkah
ini didasarkan pada hasil analisis sumber belajar dan kendala. Daftar sumber
belajar yang tersedia dijadikan dasar dalam memilih dan menetapkan strategi
penyampaian pembelajaran.
7.
Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran
Langkah
ini amat tergantung pada hasil analisis karakteristik siswa. Karakteristik
siswa dijadikan dasar untuk memilih dan menetapkan strategi pengelolaan
motivasional, kontrol belajar, dll.
8.
Mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran
Pengukuran
hasil pembelajaran untuk mengetahui tingkat keefektivan, efisiensi, dan daya
tarik pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui pengamatan, tes, hasil
karya siswa, dan lainnya.
Model
desain pembelajaran lain yang banyak digunakan adalah model Dick dan Carey. Ada
sepuluh langkah dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran menurut mereka
yaitu:
- Analisis
kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Kebutuhan
adalah kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan.
Langkah ini merupakan need assessment, yaitu menganalisis kebutuhan apa
yang harus dikuasai siswa sebagai kompetensi yang dibutuhkan dalam
kehidupannya. Kompetensi ini berorientasi pada hasil dan implikasi yang
diharapkan muncul pada diri siswa melalui serangkaian pengalaman belajar.
Berdasarkan kebutuhan akan penguasaan kompetensi ini, diidentifikasikan
tujuan-tujuan umum pembelajaran yang harus dikuasai siswa. Tujuan umuau
kompetensi yang tm adalah
pernyataan umum tentang hasil belajar yang harus dikuasai siswa, yang
dikembangkan mengacu pada kebutuhan atau kompetensi.
- Melakukan
analisis pembelajaran
Analisis
pembelajaran merupakan upaya bagaimana suatu kompetensi dapat dicapai melalui
peraturan secara sistematis langkah-langkah pembelajaran baik secara
procedural, hierarkis, maupun kombinasi keduanya. Langkah-langkah tersebut
sering digambarkan sebagai diagram atau alur atau skema yang tersusun
berdassarkan tahap rangkaian pengalaman belajar yang harus dilalui oleh siswa,
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
- Menganalisis
karakteristik peserta atau siswa dan konteks
Paradigma
baru dlam pembelajaran menempatkan kebutuhan siswa sebagai hal yang utama. Ini
berarti bahwa upaya apapun dalam peristiwa pembelajaran harus berorientasi dan
berfokus serta berpihak pada kebutuhan siswa. Karakteristik siswa sebagai variable
kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas
perseorangan perserta belajar. Aspek-aspek ini dapat berupa kecerdasan,
motivasi belajar, gaya kognitif, gaya belar, dan gaya terpenting adalah
kemampuan awal atau hasil belajar yang telah dimilikinya. Kemampuan awal
sebagai kemampuan prasyarat sangat diperlukan sebagai dasar pijakan dalam
memilih bahan dan strategi pembelajaran. Karakteristik siswa ini perlu
diperhatikan karerna akan berpengaruh kepada proses dan hasil belajarnya.
- Merumuskan
tujuan-tujuan khusus
Langkah
berikutnya merumuskan tujuan-tujuan khusus pembelajaran. Tujuan khusus adalah
pernyataan-pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan. Tujuan
ini merupakan penjabaran dari tujuan-tujuan umum yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan karakteristik siswa serta konteks yang ada, tujuan khusus ini
akan bermanfaat untuk mempersepsikan strategi pembelajaran ditingkat mikro.
Tujuan khusus ini juga yang akan member arah isi atau materi yang akan
dipelajari, sekaligus cara mengorganisasikan materi. Untuk merumuskan tujuan
khusus pembelajaran, biasanya mencantumkan komponen-komponen utama seperti : audienence
(siswa), behavior (perilaku atau kemampuan), conditions (kondisi/konteks) dan
degree (criteria). Untuk lebih mudah biasanya digunakan mnemonic.
- Pengembangan
Alat penilaian
Penilaian
merupakan suatu upaya untuk mengetahui perubahan kemampuan atau perliaku yang
terjadi dalam diri siswa baik secara kuantitatif maupaun kualitatif, setelah
melalui proses belajar. Untuk mengetahui hasil belajar secara menyeluruh maka
penilaian harus dilakukan secara komperhensif, artinya ; a. isi penilaian
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. semua isi pembelajaran yang
telah dipelajari harus terungkap dalam penilaian. c. alat penialian lengkap,
tidak hanya terbatas pada satu macam alat saja.
Sel;ain
alat penilaian harus komperhensif, juga harus memenuhi prinsip-prinsip ;
a. Harus
sesuai untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
b. Harus
dapat mengukur penguasaaan materi-materi yang mengukur hasil belajar
c. Alat
evaluasi direncanakan dengan matang, dengan kisi-kisi
d. Untuk
memperbaiki kualitas belajar siswa
e. Memiliki
daya kepercayaan tinggi (ketepatan hasil)
f. Memiliki
daya pembeda dan derajat kesukaran yang sama
- Mengembangkan
strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran dikembangkan berdasarkan student oriented. Strategi pembelajarn
menurut Reigluth (1998) dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu ; strategi
pengorganisasian, isi pembelajaran, strategi penyampaian pembelajan, dan
strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi apapun yang digunakan harus sesuai
dengan kemampuan dan tujuan apa yang harus dikuasai yang harus dikuasai siswa.
Kaitannya dengan persamaan kurikulum berbasis kompetensi, strategi pembelajan
diutamakan pada aketrampilan memecahkan masalah. Pengetahuan procedural sebagai
proses kognitif dalam mengidentifikasi, mendefifinisikan, mengaplikasikan,
menginduksi dan membuat deduksi serta mengevaluasi, merupakan kemampuan-kemampuan
yang perlu dikuasai dalam memecahkan masalalah.proses berfikir kreatif yang
melibatkan aktivitas mental, emosional dan fisik, perlu dikembangkan.
Pendekatan-pendekatan konstruktivistik, kreatif-produktif, konstektual,
teaching learning, problem bestlearning dan juga kooperatif dan kolaboratif
learning merupakan konsep-konsep penting dalam mengembangkan strategi
pembelajaran.
- Mengembangan
dan memilih bahan pembelajaran
Pemilihan
materi atau bahan pembelajaran mengacu pada tujuan-tujuan khusus pembelajaran.
Langkah ini berhubungan dengan tindakan-tindakan untuk memilih isi, menata isi,
mengurutka, membuat rangkuman, diagram, format, gambar, atau yang setingkat
dengan itu. Bahan-bahan pembelajaran dapat digali dari berbagai sumber, seperti
dengan cara mengumpulkan isu-isu yang sedang berkembang, hasil-hasil
penelitian, literature, pendapat para ahli, kebijakan pemerintah, serta hal-hal
yang ada dalam kehidupan masyarakat. Diperlukan upaya dan kreativitas guru
untuk menggali kemungkinan-kemungkinan, memperjelas dan memperluas penguasaan
materi siswa dengan berbagai sumber belajar. Atau, belajar berbasis aneka
sumber.
- Merancang
dan menyusun evaluasi formatif
Evaluasi
selalu berhubungan dengan upaya pengambilan keputusan, karena hasil evaluasi
merupakan landasan untuk menilai suatu program pembelajaran dan memutuskan
apakah program apat diteruskan dan masih perlu diperbaiki lagi. Untuk keperluan
itu dibutuhkan berbagai mabam data atau informasi. Evaluasi yang dimaksudkan
sebagai proses (evaluasi formatif) bertujuan untuk menentuan tingkat pencapaian
tujuan-tujuan pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan melipiti :
a. Merumuskan
tujuan umum sesuai analisis kebutuhan, serta materi pelajan
b. Menjabarkan
tujuan umum kedalam tujuan-tujuan khusus yang dapat diukur atau diamati.
c.
Menentukan kondisi dimana siswa dapat
melakukan unjuk kerja yang diharapkan.
d. Menyusun instrument yang memenuhi
persyaratan obyektivitas, validitas dan
rehabilitas.
e. Penerapan instrument sebelum, selama
dan sesudah program dilaksanakan.
f. Analisis hasil evaluasi untuk
menentukan keberlanjutan pelaksanaan program.
9. Merancang dan
menyusun evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif
sebagai evaluasi hasil belajar adalah penting dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Kegiatan evaluasi ini perlu dilakukan
secara kontinyu untuk mengetahi proses perkembangan atau kemajuan belajar siswa
dari waktu ke waktu. Hasil evaluasi harus dapat memberikan informasi sejauh
mana siswa telah atau belumdapat menguassai kompetensidan tujuan-tujuan belajar
yang diharapkan. Selain untuk mengetahui penguasaan belajar siswa, hassil
evaluasi ini juga dapat digunakan
sebagai landasan pengambilan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan proses
seleksi dan penempatan, perbaikan system pembelajaran, pengembangan kurikulum
dahkan untuk mengetahui akuntabilitas lembaga pendidikan.
10.Revisi
Pembelajaran
Berdasarkan
hasil evaluasi, perbaikan program dapat dilakukan secara sistematis untuk
meningkatkan hasil pembelajaran yang terkait dengan keefektifan, efisiensi dan
daya tarik pembelajaran.
Hasil dan
analisis pengembangan seluruh langkah di atas akan menjadi bahan untuk ditata atau disusun kedalam satuan
pembelajaran yang siap dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran.
Seperti telah
diurakan pada bab-bab sebelumnya , masih banyak permasalahan belajar dan
pembalajaran yang dihadapi bangsa ini.
Disisi lain, berbagai pembaharuan di bidang pendidikan danpembelajaran juga
telah dilaksanakan, seperti perubahan kurikulum, pengembangan berbagai
setrategi, peningkatan dan media pembelajaran, perbaika sitem evaluasi dan
sebagainya. Namun, sejauh mana keberhasilannya? Hingga kini kualitas pendidikan
atau pembelajaran dirasakan belum meningkat hal ini mendorong para ahli
pembelajaran untuk merubah paradigma yang selama ini digunakan beralih ke
paradigm baru yang berpijak pada pandangan kognitf-konstruktivistik. Sebab ada
keyakinan bahwa komponen-komponen pendidikan atau pembelajaran apapun yang
diubah untuk ditingkatkan jika paradigm yang melandasinya tidak berubah maka
hasilnya akan sama saja yaitu kurang efektif.
Pandangan atau
paradigma yang selama ini dianut adalah pandangan behavioristik. Pandangan ini
sudahsekian lama dianut di negri ini, sehingga sudah terpatri didalam system
pembalajaran di Indonesia. Banyak pendidik merasa enggan merubah kebiasaan yang
sudah bertahun-tahun, sebab apa yang dilakukannya sudah dianggap baik. Belajar
menurut pandangan behavioristik adalah menambah pengetahuan atau mengubah
perilakua anak. Anak harus daapat mengungkapkan kembali informasi atau materi
pelajaran yang telah dipelajarinya di sekolah. Pandangan demikian dianggap sebagai
satu-satunya yang benar.
Paradigm
konstruktivistik lebih memperhatikan bagaimana manusia mengkonstruk atau
membentuk pengetahuannya lewat pengalaman-pengalamannya, sehingga terjadi
perubahan-perubahan struktur kognitif
serta keyakinan yang digunakan untuk menginterpretasikan obyek-obyek
atau pristiwa disekitarnya. Struktur kognitif yang dibentuk adalah unik untuk
setiap individu . implikasinya dalam desain pembalajaran adalah Karena siswa
membentuk pengertian dan sudut
pandangannya sendiri maka isi pelajaran tidak dapat dispesifikasi.
Domain-domain pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari dunia nyata dan informasi
dari berbagai sumber diperlukan untuk menganalisis suatu isu.
Tujuan
pembalajaran aliran behavioristik lebih menekankan pada hasil belajar yang
diharapkan, sedangkan pandangan konstruktivistik tujuan pembelajarannya
menekankan pada penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas kreatif –produktif
dalam konteks nyata. Oleh sebab itu, penekanan pada ketrampilan berpikir kritis
dengan memanfaat informasi-informasi
pada situasi baru sangta diperlukan. Didkusi dan refleksi dengan
melibatkan pengalaman konkrit dapat menjadikan belajar lebih bermakna. Denagn
memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan kerja kelompok dan memainkan
peran yang bervariasi akan dapat menghasilakan belajar lebih kretif dan
produktif. Sedangkan evaluasi pembelajaran untuk melihat apakah siswa mampu
menyusun pengetahuan secara bermakna dan menggunakan cara berfikir kritis untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, evaluasi merupakan bagian utuh dari
kegiatan belajar yang tidak terpisahkan dengan proses pembelajaran.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perencanaan dan pengembangan
pembelajaran merupakan langkah-langkah
penting yang harus dilakukan agar terjadi aktivitas belajar yang optimal dalam
diri siswa untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Langkah-langkah
tersebut berupa urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapaihasil yang
diharapkan,dengan memperhatikan variable-variabel pembentuk pembelajaran.
B.
SARAN
Dalam upaya mengatasi masalah-masalah
kehidupan manusia, bidang pendidikan akan dapat menguatkan sumber daya yang ada
dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang menjamur di dalam masyarakat.
Pendidikan akan membantu manusia untuk siap dan sigap dalam menyikapi segala
hal. Pendidikan yang baik tentunya tidak terlepas dari pemahaman variable yang
baik. Kita bisa mewujudkan suatu pembelajaran yang baik karena kita paham apa
saja variable pembentuk pembelajaran.
Oleh karena itu kita sebagai pendidik
harus mengetahui apa saja komponen dan variable pembelajaran agar dapat menciptakan dan memperbaiki sumber
daya manusia yang dapat diharapkan dapat membangun bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Budiningsih.2006.Strategi Pembelajaran. Yogyakarta
Komponen Pembelajaran yang Efektif. http://www.idonbiu,com . Didownload pada
hari Kamis, 30 September 2010. Jam 12:58 WIB. Di kampus II PGSD UNY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar