ini adalah salah satu tugas di semester tua, membuat suatu inovasi tiap kelompok. dan inilah hasil diskusi kelompok kami hehehe
Sabtu, 15 Desember 2012
Kamis, 10 Mei 2012
ALIRAN FILSAFAT KONSTRUKTIVISME DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam keseluruhan hidup manusia. Pendidikan berintikan interaksi antar
manusia, terutama antara pendidik dan terdidik demi mencapai tujuan pendidikan.
Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses
bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan
pendidikan, siapakah pendidik dan terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana
proses interaksi pendidikan tersebut, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial, yakni jawaban-jawaban
filosofis.
Dalam proses pendidikan, aliran
konstruktivisme menghendaki agar anak didik dapat menggunakan kemampuannya
secara konstruktif untuk menyesuaiakan
diri dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi. Anak didik harus aktif
mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru
atau sesama siswa. Kreativitas dan keaktifan siswa membantu untuk berdiri
sendiri dalam kehidupan, aliran ini mengutamakan peran siswa dalam
berinisiatif.
Kamis, 12 April 2012
PESAWAT SEDERHANA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia diberi
anugerah akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akalnya manusia dapat
mengembangkan dirinya, bekerja mengolah dan mengelola alam, yang semuanya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
KELISTRIKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pemakaian
energi listrik dewasa ini sudah sangat luas, bahkan manusia sangat sulit melepaskan
diri dari kebutuhan dengan energi listrik. Andaikata
tidak ada listrik, itu berarti tidak ada televisi, lampu penerangan, tidak ada
lampu lalu lintas, dan lain-lain. Sebaliknya, dengan listrik kehidupan manusia
menjadi sangat menyenangkan. Televisi, lampu penerangan, lampu lalu lintas,
semua menggunakan listrik. Jadi, listrik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
hasil teknologi yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Semakin
lama tidak ada satupun alat kebutuhan manusia yang tidak membutuhkan listrik.
Karena semua ini manusia tiap hari selalu berfikir bagaimana menciptakan dan
menggunakan energi listrik secara efektif dan efesien.
Melalui makalah ini, diharapkan nantinya kita sebagai pendidik dapat
memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk memahami konsep dasar tentang
kelistrikan. Dari masalah arus listrik, sampai pada pemanfaatan energi listrik
dalam kehidupan sehari-hari, serta mengenai penghematan energi listrik.
PANAS
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh
suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat
panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap
maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Panas adalah energi
yang berpindah akibat perbedaan suhu. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi
ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi-dalam yang berhubungan
dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.
PEMANFAATAN CAHAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang sangat penting yang
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya cahaya
kehidupan di bumi pun dipastikan tidak dapat berjalan sempurna. Semua makhluk
hidup menggantungkan hidupnya baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap keberadaan cahaya.
Tanpa dipungkiri, manusia juga sangat bergantung terhadap
keberadaan cahaya. Tanpa cahaya kita tidak akan bisa apa-apa, sebagai contohnya
proses melihat meskipun mata kita normal tapi jika tidak ada cahaya maka kita
tidak akan bisa melihat. Begitu pentingnya peranan cahaya bagi makhluk hidup,
oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas cahaya secara fisika.
UDARA
BAB I
PENDAHULUAN
Udara di bumi memiliki
beberapa unsur yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia, tumbuhan, dan
hewan. Manusia sangat membutuhkan udara dengan cara menghirup dengan pernapasan
untuk keperluan pertukaran zat di dalam tubuh. Udara tidak berbentuk, tidak berbau,
tidak berwarna, dan tidak bisa dirasakan, kecuali jika sudah bergerak.
Jika kita menatap
langit di saat cuaca cerah,sepertinya udara terasa sangat bersih. Namun,
sesungguhnya udara banyak mengandung debu yang berasal dari pembakaran hutan,
asap pabrik, asap rokok, dan asap kendaraan-kendaraan roda dua atau roda
empat,serta garam sebagai percikan air di atas lautan. Debu dapat bermanfaat
sebagai inti pengembunan di atmosfer, tetapi jika dalam jumlah besar, debu
dapat mengganggu penglihatan dan kesehatan.
Tumbuhan sangat
membutuhkan beberapa unsur terutama karbon dioksida dan nitrogen, maka
pertumbuhannya dapat tergangu. Akan tetapi, nitrogen tidak dapat diambil oleh
tumbuhan secara langsung dari udara, melainkan harus mendapatkan bantuan petir
(kilat). Nitrogen di udara dapat dibawa oleh air hujan masuk ke dalam tanah dan
di dalam tanah itulah nitrogen dapat dihisap oleh tumbuhan melalui
akar-akarnya.
PENILAIAN PORTOFOLIO
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan
adalah salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Untuk itu pemerintah dengan
segala keterbatasannya sudah berusaha untuk memajukan pendidikan di Indonesia
dengan berbagai cara. Salah satu yang sudah dilakukan pemerintah adalah
penggatian kurikulum yang dinilai lebih sesuai. Dimana, jika dulu pemerintah menetapkan
kurikulum 1994 dengan basis teori behavoristik yang berakibat pada teacher
center pada model pembelajarannya, sekarang pemerintah sudah mempunyai
paradigma baru yang dinilai lebih sesuai. Paradigma baru tersebut adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang lebih menekankan kepada eksplore
potensi siswa. Kurikulum ini adalah lanjutan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi. KTSP berbasis pada teori konstruktivistik yang lebih mendalam bagi
pengembangan kreativitas siswa dibanding dengan teori behavioristik.
Pada
kurikulum KTSP yang telah ditetapkan ini, lebih menekankan adanya berbagai
kreativitas guru dalam menyempurnakan pembelajaran. Pembelajaran di sekolah
mencakup beberapa proses yaitu input, proses dan output. Dalam input diantaranya
terdiri dari pengetahuan siswa. Pada proses diantaranya mencakup berbagai
metode yang diterapkan oleh guru untuk menyampaikan materi. Sedangkan pada
Output terdapat tahapan penilaian untuk mengetahui keberhasilan yang telah
dicapai.
Penilaian
adalah proses output yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan tujuan
yang telah diterapkan dalam kurikulum. Penilaian sendiri mempunyai berbagai
metode yang dapat digunakan oleh guru. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
penilaian portofolio untuk menambah wawasan para calon pendidik yang nantinya
dapat diterapkan dalam praktek di sekolah.
METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia.dengan adanya pendidikan maka akan dapat membantu
manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi permasalahan yang
terjadi dalam kehidupannya.
Dalam
mengelola proses belajar mengajar di dunia pendidikan diperlukan suatu
keterampilan tertentu oleh guru untuk menyampaikan sesuatu materi pelajaran sesuai dengan target yang telah
diterapkan oleh kurikulum.penyampaian materi oleh guru supaya berhasil
mencapai tujuannya perlu memperhatikan
masalah yang paling penting disamping materi pelajaran yaitu penggunaan metode
pengajaran.
konstruktivisme
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam proses pembelajaran terkadang mengalami hambatan karena
banyak faktor, salah satunya adalah pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran yang tidak tepat. Hal ini menyebabkan ketidakpahaman murid-murid dalam
menerima pelajaran dari gurunya. Proses pembelajaran yang terhambat
mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal.
Ketidaktercapainya tujuan pembelajaran perlu penerapan teori
belajar yang harus disesuaikan dengan kondisi di Indonesia . Pendidikan di Indonesia
membuat kurikulum baru yang memiliki fungsi untuk mengembagkan murid secara
menyeluruh dan terpadu. Selain itu juga mewujudkan insan yang seimbang dan
harmonis dari segi intelek, rohani, dan jasmani.. Untuk mencapai tujuan ini,
guru perlu memiliki kemahiran memilih kaedah pengajaran dan pembelajaran dengan
bijaksana supaya kaedah yang dipilih itu sesuai dengan murid-murid yang
memiliki berbagai bakat dan minat yang berbeda. Selain itu diharapkan pula
murid-murid dapat meningkatkan kemampuan memahami terhadap informasi maupun
pengetahuan.
Dalam meningkatkan kemampuan diatas dapat
dilakukan dengan penerapan teori belajar konstruktivistik. Dimana dalam
penerapan teori konstruksivistik dalam proses pembelajaran, permasalahan muncul
dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi sendiri oleh murid. Dari hal itu
murid mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui
kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat
konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistic dan teori dalam satu bangunan
yang utuh. Oleh karena itu, pembelajaran konstruktivistik lebih mengoptimalkan
murid dalam memahami pelajaran.
KARAKTERISTIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
Ada beberapa
karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar
lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar(SD).
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui
karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga
adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam
memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri siswa.
Di samping
memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari
kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari
tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika
berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan
tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Rabu, 11 April 2012
UPAYA MEMAKSIMALKAN PERAN SOSIAL BUDAYA GURU SEBAGAI PENDIDIK MELALUI PERBAIKAN KOMPETENSI PROFESIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
berlangsung sepanjang hayat sebagai upaya dalam membentuk diri secara utuh
dalam arti mengembangkan segala potensi. Dalam pendidikan itu terkandung
pembinaan kepribadian, pengembangan potensi, dan peningkatan pengetahuan serta
ada tujuan yang hendak dicapai. Selain itu, secara implisit dalam pendidikan
terjalin hubungan antara pendidik dan peserta didik. Dimana dalam hubungan
tersebut berlainan kedudukan dan peranan masing-masing pihak. Meskipun
demikian, keduanya saling mempengaruhi guna terlaksananya pendidikan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.,
Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan
pendidikan manusia dapat
mempunyai sikap bertanggung jawab dan dapat mengembangkan
bakat dan kemampuannya secara optimal. Pendidikan Sekolah Dasar
merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai
tanggung jawab untuk dapat mengembangkan sikap dan kemampuan dasar
bagi siswa agar dapat menyesuaikan diri di tengah masyarakat. Sebagaimana tercantum pada PP No.28 Tahun 2005 tentang tujuan
pendidikan dasar yaitu : "Pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi,anggota,
masyarakat dan warga negara serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah."
Guru
merupakan salah satu komponen dalam pendidikan yang ikut berandil dalam
menentukan kesuksesan pendidikan. Guru sebagai pendidik tidak hanya menstranfer
penegetahuan tetapi juga nilai- nilai dan keterampilan. Namun saat ini, masih
terdapat guru yang belum memenuhi kompetensi-kompetensi yang menjadi prasyarat
sebagai pendidik yang salah satunya kompetensi profesional guru. Seharusnya
guru mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studinya.
Semakin
berkembang peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan yang
dihadapi pendidikan. Hal itu menuntut pemikiran sistematik tentang pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia. Oleh karena itu,
semkin perlunya bagi manusia umumnya dan pendidik khususnya senantiasa
mengembangkan pemahaman yang tiada henti mengenai pendidikan yang salah satunya
memiliki kompetensi profesional guru.
Perlu
kita simak bahwa guru yang profesional sangat dituntut
saat ini, kecuali kita akan tetap ketinggalan sebagai bangsa. Guru mempunyai
peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional,khususnya
di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga
profesi yang bermartabat dan profesional. Katanya guru merupakan titik sentral dari
peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada
kualitas proses belajar mengajar. Terjadi sebuah permasalahan
kenapa peningkatan profesionalisme guru tidak dijalakan secara sungguh-sungguh.
Menyadari kondisi di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar
kopmpetensi dan sertifikasi guru,
antara lain dengan disahkannya undang-undang guru
dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan
pemerintah tentang guru dan dosen, yang kesemuanyaitu dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme dan kompetensi
guru.
Kamis, 05 April 2012
korupsi di indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya
dibicarakan publik, terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional.
Sebagai contoh kasus Gayus Tambunan dan pembangunan Wisma Atlet Sea Games yang
melibatkan para petinggi partai Demokrat. Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih
belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi tumbuh subur seiring dengan berkembangnya
peradaban manusia. Tidak hanya di negeri kita tercinta, korupsi juga tumbuh
subur di belahan dunia yang lain, bahkan di negara yang dikatakan paling maju sekalipun.
Pada hakekatnya, korupsi adalah “benalu sosial”
yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi penghambat utama terhadap
jalannya pemerintahan dan pembangunan pada umumnya. Dalam prakteknya, korupsi
sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh karena sangat
sulit memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak. Disamping itu sangat sulit
mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti. Namun akses perbuatan
korupsi merupakan bahaya latent yang harus diwaspadai baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat itu sendiri.
Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu
kelompok masyarakat yang memakai uang sebagai standard kebenaran dan sebagai
kekuasaaan mutlak. akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi
korup yang berkelebihan uang bisa masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa
dan sangat dihormati. Mereka ini juga akan menduduki status sosial yang tinggi
dimata masyarakat.
Agar tercapai tujuan pembangunan nasional, maka
mau tidak mau korupsi harus diberantas atau diminimalisir. Ada beberapa cara
penanggulangan korupsi, dimulai yang sifatnya preventif maupun yang represif
yang melibatkan semua aspek masyarakat tanpa terkecuali dan dimulai dari
lingkup aspek kehidupan yang paling kecil
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah pengertian dari korupsi,
kolusi dan nepotisme itu?
2.
Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi korupsi di Indonesia?
3.
Apa saja dampak dari korupsi
itu?
4.
Bagaimana cara atau solusi
untuk meminimalisir praktik korupsi di Indonesia?
5.
Bagaimana peran KPK dalam
menangani korupsi di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian
atau definisi dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi praktik korupsi di Indonesia.
3.
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
dari adanya praktik korupsi di Indonesia.
4.
Untuk mengetahui cara atau
solusi untuk meminimalisir praktik korupsi di Indonesia.
5.
Untuk mengetahui peran KPK
dalam menangani masalah korupsi di Indonesia.
UPAYA MEMAKSIMALKAN PERAN SOSIAL BUDAYA GURU SEBAGAI PENDIDIK MELALUI PERBAIKAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Guru memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kualitas guru merupakan salah satu penentu utama dalam kualitas pendidikan.
Dalam hal ini Pemerintah menerbitkan Undang-undang Guru dan Dosen tahun 2005
yang mencakup kompetensi guru. Setiap guru wajib memiliki dan mengembangkan
kompetensi-kompetensi tersebut yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi
sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi kepribadian.
Kompetensi kepribadian mencakup semua
unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan
dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang,
selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan,
tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian
seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang
tersebut.
Kepribadian akan turut menetukan apakah
para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau malah justru menjadi
perusak anak didiknya. Sikap dan citra negatif seorang guru dan berbagai
penyebabnya seharusnya dihindari jauh-jauh agar tidak mencemarkan nama baik
guru. Kini, nama baik guru sedang berada pada posisi yang tidak menguntungkan,
terperosok jatuh. Para guru harus mencari jalan keluar atau solusi bagaimana
cara meningkatnya kembali sehingga guru menjadi semakin wibawa, dan terasa
sangat dibutuhkan anak didik dan masyarakat luas.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana cara
memaksimalkan peran sosial budaya guru sebagai pendidik?
2.
Bagaimana
kompetensi kepribadian dapat memaksimalkan peran sosial budaya guru?
Senin, 02 April 2012
realistik dan PAIKEM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Seiring
dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju, dalam dunia
pendidikan juga mengalami perubahan dan perkembangan. Tak terkecuali dalam proses
pembelajaran. Dulu, pembelajaran yang berorientasi pada guru (teaher centered) masih dianggap baik dan
tidak menjadi masalah ketika diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas.
Namun sekarang, pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut telah dianggap
kurang baik, kurang berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tidak
relevan lagi jika masih diterapkan.
Pembelajaran
yang saat ini dianggap baik, bisa berhasil untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien, adalah pembelajaran yang berorientasi
pada siswa (student centered). Karena
pendidikan atau pembelajaran yang sebenarnya adalah bukan hanya merupakan
proses mentransfer ilmu atau pengetahuan, tapi pembelajaran adalah kegiatan
membelajarkan siswa agar memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh
siswa sendiri dengan pengalaman langsung, akan lebih bermakna bagi siswa. Dalam
hal ini guru hanyalah sebagai fasilitator, motivator, moderator, dan evaluator. Guru bukanlah
satu-satunya sumber belajar bagi murid. Apalagi di era teknologi dan
globalisasi seperti sekarang ini.
Dalam Kurikulum KTSP 2006, tentang Standar Isi Kurikulum Pendidikan
Nasional telah disebutkan tentang tujuan masing-masing mata pelajaran, termasuk
mata pelajaran Matematika. Tujuan mata pelajaran Matematika menurut Standar Isi
Kurikulum adalah:
1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3.
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, mednyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5.
Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tercapainya tujuan mata pelajaran atau lebih tepatnya tujuan pembelajaran
ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana guru dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengelola kegiatan pembelajarannya. Begitupun halnya dalam pembelajaran
Matematika.
Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengelola kegiatan pembelajaran ini perlu dimiliki oleh
seorang guru.
Selain guru harus mengetahui tujuan kompetensi apa yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran, guru juga harus memiliki keterampilan dalam
memilih strategi, pendekatan, model, metode, dan media apa yang sesuai untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
siswa-siswanya.
Makalah ini akan menjelaskan tentang sebuah pendekatan pembelajaran “Realistik”
dan model pembelajaran “PAIKEM” dan penerapannya dalam pembelajaran Matematika
di SD, sebagai salah satu cara untuk merealisasikan tercapainya tujuan
pembelajaran Matematika di SD sebagaimana tersebut dalam Standar Isi Kurikulum
Pendidikan Nasional, secara efektif dan efisien, dengan menerapkan pembelajaran
yang berorientasi pada siswa (student
centered), sehingga pembelajaran Matematika akan lebih bermakna, dan
memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
Selama ini, meskipun pembelajaran “teacher
centered” sudah dianggap tidak sesuai lagi, namun masih banyak dipraktikkan
oleh guru di sekolah-sekolah SD. Apalagi dalam Mata pelajaran Matematika.
Pembelajaran Matematika di SD lebih banyak cenderung teoritik-kognitif dan guru
memaksakan siswanya untuk bisa, dengan cara menghafalkan rumus-rumus dan
hitungan-hitungan yang cukup atau bahkan sangat memusingkan siswa-siswanya. Dan
hal inilah yang mengkonotasikan Matematika sebagai mata pelajaran yang
menyeramkan, menakutkan, membosankan,
atau menyebalkan bagi siswa.
Pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran Matematika di SD yang
berorientasi pada siswa (student centered)
dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam model-model pendekatan dan strategi
pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa, sangat perlu
untuk dimiliki bagi seorang guru maupun calon guru SD. Lebih-lebih karena siswa
SD memiliki karakteristik perkembangan yang menuntut usaha kreativitas yang
cukup tinggi , agar pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan perkembangan
peserta didiknya. Salah satunya adalah adanya tuntutan agar guru bisa
mengaktifkan siswa, karena siswa SD memiliki tingkat aktivitas yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan siswa SMP atau SMA.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagi
berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran
Realistik itu?
2.
Bagaimana implementasi pendekatan pembelajaran
Realistik dalam pembelajaran Matematika di SD?
3.
Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran
PAIKEM itu?
4.
Bagaimana implementasi model pembelajaran PAIKEM
dalam pembelajaran Matematika di SD?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui tentang pendekatan pembelajaran
Realistik.
2.
Untuk megetahui tentang implementasi pendekatan
pembelajaran realistik dalam pembelajaran Matematika.
3.
Untuk mengetahui tentang model pembelajaran PAIKEM.
4.
Untuk mengetahui tentang implementasi model
pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran Matematika.
TEORI GAGNE DAN PAHAM KONSTRUKTIVISME
(TEORI
GAGNE DAN PAHAM KONSTRUKTIVISME)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang
wajib dijelaskan pada anak sekolah terutama anak SD. Untuk memahami konsep
belajar matematika hendaknya para calon pendidik maupun guru paham mengenai dasar
teori maupun model pembelajaran
matematika.
Belajar matematika merupakan belajar yang dilakukan secar
terus-menerus dalam bentuk soal-soal latihan. Gagne mengemukakan bahwa
belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi
setelah belajar secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan
saja. Beliau merupakan guru besar yang mengembangkan teorinya
yang dikenal dengan teori “the conditions
of learning” .
Pembelajaran secara terkondisi akan meningkatkan kepekaan
terhadap daya ingat siswa, terlebih dalam kegiatan
pembelajaran dengan acuan berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam
belajar. Hal ini lebih khusus lagi jika siswa diarahkan untuk membangun
pengetahuan mereka tentang suatu materi matematika tertentu. Siswa membangun
sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui
pengalaman-pengalamannya. Pengalaman-pengalaman tersebut diperoleh melalui
keterlibatan siswa dengan lingkungannya.
Oleh
karena itu calon guru maupun guru untuk mengetahui fase-fase teori belajar
Gagne dan pendekatan konstruktivisme, sehingga guru bisa
memodifikasi atau mendesain setiap pembelajaran sesuai dengan materi ajar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
penjelasan teori belajar Gagne ?
2. Apa
yang dimaksud paham konstruktivime ?
3. Bagaiamana
implementasi paham konstruktivisme dalam pembelajaran matematika ?
4. Contoh
penerapan konstruktivisme !
Langganan:
Postingan (Atom)