Rabu, 28 Maret 2012

USAHA MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI YANG DILAKUKAN GURU TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN YANG ADA


 PENDAHULUAN

   Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sisi mata uang yang satu sama lain saling berkaitan, tak terpisahkan serta merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kesehatan adalah jalan menuju pencapaian hasil pendidikan yang diharapkan. Namun, berbagai penyakit khususnya penyakit menular sering menghambat pencapaian hasil tersebut. Seperti halnya pada anak usia sekolah dasar, banyak penyakit-penyakit menular yang siap menginfeksi mereka. Demam, sakit perut, susah buang air besar, gangguan bernapas adalah beberapa kondisi ringan yang lazim dialami oleh anak-anak yang telah terinfeksi suatu penyakit.
Sangat diperlukan suatu tindakan pencegahan terhadap penyakit menular yang menginfeksi anak. Namun, apabila anak sudah terinfeksi suatu penyakit harus segera dirawat dan diobati agar penyakit tersebut dapat dikendalikan dan tidak menginfeksi anak-anak yang lain. Usaha-usaha baik pencegahan maupun pengendalian penyakit infeksi merupakan tanggung jawab semua pihak demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Dari pihak sekolah, dapat memberikan kontribusi dalam menekan kejadian penyakit infeksi melalui berbagai cara. Mengenai penyakit infeksi pada anak usia sekolah dasar akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini beserta usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menekan kejadian penyakit infeksi tersebut..










PEMBAHASAN

A.    Penyakit infeksi
Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat membahayakan. Spesies asing atau yang disebuat patogen bisa mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Penyakit menular atau penyakit infeksi disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain : penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of disease). Jadi penyebab penyakit infeksi bermacam-macam, untuk mengatasi penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam virus, bakteri dan parasit. Tubuh mempunyai cara sendiri dalam menanganinya seperti pada jenis penyakit influenza dan cacar air dapat sembuh sendiri, system itu  disebut dengan system pertahanan tubuh. Namun jika jenis penyakit itu berat dan penyebab penyakit itu ganas maka system kekebalan tubuh (terutama pada anak-anak) harus segera ditindak lanjuti agar dapat penanganan yang tepat sehingga tidak menyebabkan cacat bahkan kematian pada si penderita.
Beberapa penyebab utama infeksi  adalah bakteri, virus dan parasit. Agen biologi tersebut dapat menyebar dengan mudah dan cepat. Berikut ini jenis-jenis nama penyakit infeksi beserta penyebabnya.      
·      Penyakit yang disebabkan oleh bakteri (jasad renik atau kuman)
TBC yang ditularkan melalui udara
Tetanus : melalui luka yang kotor
Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
Pneumonia: lewat batuk (udara)
Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)

·   Penyakit yang disebabkan oleh virus (kuman yang lebih kecil daripada bakteri)
Selesma, influensa, campak, gondok : ditularkan melalau udara, batuk, ataupun lalat
Rabies : melalui gigitan binatang
Penyakit kulit : melalui sentuhan
·      Jamur
Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha: ditularkan melalu sentuhan atau dari pakaian yang dipakai secara bergantian
·   Penyakit yang disebabkanoleh Parasit internal(hewan yang berbahaya yang hidup di dalam tubuh)
Disentri: ditularkan dari kotoran ke mulut
Malaria: melalui gigitan nyamuk
·   Penyakit yang disebabkan oleh Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang hidup pada permukaan tubuh)
Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis: penularannya dari orang-orang
yang telah terinfeksi atau melalui pakaian.
Beberapa jenis penyakit infeksi yang sering diderita oleh anak usia sekolah dasar, diantaranya yaitu ;
·      Infeksi telinga
Infeksi telinga adalah masalah yang sangat umum dihadapi oleh anak-anak. Bahkan bayi di bawah dua tahun bisa memiliki masalah ini. Infeksi pada telinga disebabkan oleh kuman dan virus. Mereka memasuki tubuh manusia dan tumbuh hingga menyebabkan infeksi yang akan mempengaruhi fungsi normal tubuh. Demikian pula kuman bisa juga masuk ke dalam telinga. Telinga manusia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu bagian dalam, bagian tengah dan bagian luar. Ketika telinga luar terinfeksi oleh kuman, infeksinya dikenal sebagai “swimmer’s ear”.
Bila bagian dalam telinga yang terinfeksi, maka disebut sebagai infeksi telinga tengah. Kuman menginfeksi bagian tengah telinga dan mengisi bagian tersebut dengan nanah atau cairan lengket kekuningan. Cairan ini mengandung sel-sel yang melawan kuman. Bagian tengah telinga tersusun dalam bentuk kantong udara kecil, yang terletak di bagian belakang gendang telinga. Dan ketika nanah mulai mengisi daerah ini, telinga akan terasa seperti balon berisi penuh yang terasa akan pecah. Ini akan terasa sangat menyakitkan.
Biasanya anak-anak yang memiliki masalah alergi dan sangat sering masuk angin lebih rentan untuk terkena infeksi telinga. Ketika anak terkena flu, saluran Eustachian akan terhambat yang memungkinkan kuman masuk ke telinga tengah. Kuman yang masuk akan berkembang biak dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi telinga tengah.
Anak-anak akan mengalami demam bersamaan dengan sakit telinga. Beberapa bahkan merasa sulit untuk mendengar karena penyumbatan. Infeksi telinga tengah tidak menular, tapi flu yang didapat dari orang lain pada akhirnya dapat mengakibatkan infeksi telinga.
Anak-anak dapat melakukan beberapa langkah untuk menghindari infeksi telinga. Mereka harus mencuci tangan mereka secara teratur. Mereka harus menjauhkan diri dari orang-orang yang menderita flu. Dan jika mereka mendekati atau kontak dengan orang-orang ini, mereka harus mencuci tangan mereka dan tidak boleh menyentuh mata atau hidung dengan tangannya. Orang tua yang merokok, tidak boleh melakukannya di dekat anak-anak karena asap rokok dapat meyebabkan gangguan fungsi dari saluran Eustachian.
·      Diare
Penyakit diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja  atau feses yang masih memiliki kandungan air  berlebihan.Anak terserang diare biasanya karena kurangnya kebersihan tangan si anak disamping faktor lain seperti pengaruh susu atau makanan yang tidak sesuai dengan umurnya serta penyakit infeksi. Sebetulnya orang tua menentukan penyebab diare si anak. Secara umum penyebab diare adalah Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit,alergi terhadap makanan atau efek samping obat tertentu, misalnya makanan pedas atau susu yang tidak cocok dengan anak tersebut.
·      Ganguan Pernafasan
Nama lain flu adalah influenza, common cold, batuk pilek, atau kadang, masuk angin. Biasanya penularan terjadi saat penderita awal terbatuk, bersin, dan terlontar melalui kontak tangan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang jenisnya sangat banyak, tetapi gejalanya mirip. Gejala flu antara lain; batuk, pilek, bersin, nafsu makan menurun, nyeri bila menelan makanan, dan demam (biasanya tak lebih dari 38.5 derajat Celsius).   
Flu sebenarnya bukan penyakit berbahaya, karena jarang menimbulkan komplikasi, meski disertai demam tinggi sekalipun. Namun, meski tidak berbahaya, bayi dan anak yang terkena flu akan cukup terganggu. Umumnya, anak jadi sulit tidur, tak mau makan, dan rewel. Perlu diwaspadai pula, jika kondisi daya tahan tubuh anak menurun, bisa terjadi komplikasi; pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, sinus, atau hingga infeksi telinga tengah
·      Mimisan
Pada anak-anak, mimisan disebabkan oleh iritasi pangkal hidung akibat mengeluarkan lendir terlalu keras.Darah yang keluar berasal dari pembuluh darah kecil pada dinding dalam rongga hidung, yang pecah akibat usaha mengeluarkan lendir.
Mimisan pada anak seringkali terjadi tanpa gejala. Namun beberapa saat menjelang mimisan terjadi anak terlihat sering berusaha menghembuskan udara dari hidung untuk mengeluarkan lendir.
·         Penyakit Cacar
Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada. Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes)
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu.
B.
Usaha Pencegahan Penyakit Infeksi
Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi :          
 1. Asepsis atau teknik aseptic        
Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam     mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan          menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan         jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga  tingkat aman. 
2. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh ataumenghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.    
3. Dekontaminasi    
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan     medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh. 
4. Mencuci dan membilas   
Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)
dari kulit atau instrumen.    
5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.  
6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)  
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara merebus atau cara kimiawi.       
7. Sterilisasi 
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen.       
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :  
1. Cuci tangan         
2. Memakai sarung tangan  
3. Memakai perlengkapan pelindung4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptic 
5. Memproses alat bekas pakai        
6. Menangani peralatan tajam dengan aman           
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.

Selanjutnya usaha-usaha guru dalam menekan laju Infeksi, Peran seorang guru dalam menekan laju infeksi pada anak didiknya sangatlah dibutuhkan oleh seorang murid. Cara guru dalam menekan laju infeksi dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikkut :
            a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak khususnya anak SD sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan.Peran guru dalam menjelaskan arti pentingnnya mencuci tangan sanngatlah dibutuhkan oleh siswa untuk mendapatkan penjelasan manfaat-manfaat dari mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas.


b. Jajan di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25% - 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu (4). Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
Maka disini guru hendaknya memberikan himbauan untuk selalu jajan ditempat yang bersih. Kalau di sekolah sebaiknya jajan di kantin sekolah yang bersih.
c. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan namun sangat susah duntuk diterapkan. Hasil peneltiian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawanyang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009). Hal demikian menjadi sangat rentan terjadi pada siswa SD, sebagai guru harus dapat menumbuhkan rasa kepedulian tentang membuang sampah pada tempatnya untuk menjaga kebersihan dan mencegah timbulnya penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri.
d. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Depkes, 2002).
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, dan menjaga tubuh agar tetap sehat ataupun tidak mudah terserang pennyakit. Dalam hal ini guru olah raga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghimbau anak didiknya agar selalu berolahraga guna menjaga ksehatan tubuh masinng-masing.

e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Selain itu apabila ukuran tubuh suatu anak kurang dari anak seusianya maka anak itu mempunyai penyakit yang dideritanya, tugas guru adalah memberitahukan kepada orang tua anak tersebut.
f.  Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masayarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah utnuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Setelah adanya jamban yang baik tugas guru yaitu menghimbau para murid untuk buang air besar dan kecil di dalam jamban tersebut.
g.  Pengadakan UKS
Pemberlakuan UU No. 22/1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No.
25/1999 tentang pertimbangan keuangan antara pusat dan daerah akan sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan termasuk pelayanan kesehatan
secara keseluruhan terwujud dengan telah berhasilnya pemerintah menyediakan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan secara merata, khususnya pelayanan
kesehatan terhadap kecacingan melalui UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yaitu
dengan pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali.
h.  Diadakan Imunisasi Sekolah
Sekolah hendaknya juga selalu memikirkan kesehatan muridnya untuk menunjang kependidikan. Contohnya dengan mengadakan imunisasi sekolah. Tujuan utama pemberian imunisasi itu, untuk meningkatkan imunitas (kekebalan) anak usia sekolah terhadap dipteri dan tetanus. Kekebalan terhadap dua virus tersebut akan bertahan kurang lebih hingga kira-kira sampai dengan 25 tahun mendatang.  Dengan demikian, ujarnya, apabila sekarang ini usia anak-anak yang diimunisasi rata-rata 10 tahun, mereka akan kebal hingga usia 35 tahun. Pada usia 35 tahun ke atas, karena orang telah dapat menjaga diri maka risiko untuk terkena tetanus kemungkinannya kecil. Tujuan khususnya di samping untuk meningkatkan kekebalan adalah agar diperoleh perlindungan anak terhadap penyakit dipteri dan tetanus, dalam jangka waktu panjang.

C.    Pengaruh Lingkungan Terhadap Penyakit Infeksi
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut. Pada prinsipnya lingkungan ( air, udara, tanah, sosial ) tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak mempunyai batas yang nyata dan merupakan satu kesatuan ekosistem. Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)         Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis).
2)         Lingkungan alamiah dan lingkungan buatan manusia.
3)         Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
4)         Lingkungan biofis dan lingkungan psikososial.
Lingkungan air (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir) dan lingkungan sosial (sosiosfir). Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut.
Lingkungan adalah bagian dari kehidupan manusia yang sangat penting. Gangguan lingkungan akan mengganggu kesehatan manusia. Salah satu aspek kesehatan lingkungan adalah kadar zat – zat toksik atau polusi disekitar lingkungan hidup manusia. Diperlukan pengetahuan dan upaya untuk menjaga agar udara tidak tercemar dengan polusi zat – zat yang membawa gangguan atau penyakit pernafasan.
Penyakit infeksi sangat ditentukan oleh status gizi dan kemungkinan tersedianya tempat berkembang biak kuman di lingkungan hidup masyarakat tersebut. Sebagai tolok ukur tingkat kesehatan lingkungan antara lain : fasilitas air bersih terlindung yang mudah diperoleh, tempat pembuangan kotoran, tempat pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah yang sehat, juga pemukiman yang sehat.
         Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Dilihat dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan tidak selalu menguntungkan, kadang-kadang manusia bahkan dirugikan, oleh karenanya manusia selalu berusaha untuk selalu memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya. Unsur lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara penjamu dan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit.
Lingkungan yang sehat juga merupakan factor pencegah infeksi pada penyakit. Faktanya, banyak orang yang menjaga kebersihan lingkungan di rumah, maupun di sekitar yang terhindar dari penyakit. Lingkungan yang sehat meliputi:
1.      Lingkungan yang bersih
Kebanyakan orang pada saat di rumah, apalagi sebagian besar para wanita sering membersihkan rumah dan lingkungan di sekitar rumah seperti di pekarangan. Rumah yang bersih selain memberikan kenyamanan juga akan memberikan suatu protect atau penjagaan dari berbagai kuman dan kotoran. Kebersihan yang selalu terjaga merupakan suatu cara yang paling efektif untuk mencegah  berbagai sumber penyakit, ada pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati karena kita tak tahu kapan penyakit itu datang dan seberapa bahayanya penyakit itu menimpa kita.
2.      Lingkungan yang terawat
Kalau kita melihat di sekitar kita banyak sampah bertebaran dan di situlah banyak kuman dan bakteri penyebab penyakit, maka kita akan merasa ngeri dan akan merasa jijik dengan hal itu. Cuma terkadang kita sering merasa malas untuk memberiskannya, setelah dibersihkan pun kita masih merasa malas untuk membersihkannya kalau sampah itu kembali mengotori padahal kalau lingkungan sekitar kita tidak dibersihkan terus maka kuman dan bakteri juga akan kembali dan bersarang di tempat yang kotor tersebut. Oleh karena itu lingkungan yang kotor tidak cukup dibersihkan saja tetapi harus dirawat sedemikian rupa supaya kebersihannya selalu terjaga.
3.      Lingkungan yang sejuk
Biasanya lingkungan yang sejuk merupakan lingkungan yang bersih karena lingkungan yang sejuk memberikan udara yang segar dan itu pertanda bahwa lingkungan itu jauh dari sampah, baktri, dan kuman yang bau. Lingkungan yang sejuk akan memenuhi kebutuhan kita dalam bernafas. Dalam hal ini udara yang sejuk dan bersih juga terhindar dari kuman dan virus yang terbang di udara.
4.      Lingkungan yang rapi
Kerapian merupakan hal yang baik dan memberikan suatu keindahan bagi kita. Apabila kita dapat membersihkan semua ruangan rumah tetapi tidak diatur dengan rapi, maka kita juga merasa ada yang mengganjal. Kerapian juga mencerminkan kebersihan dalam lingkungan tersebut.
5.      Lingkungan yang indah
Lingkungan yang indah juga memberikan suatu pemandangan yang menyejukkan mata dan dapat memberikan kenyaman serta ketentraman hati. Keindahan juga suatu hal yang dapat menjauhkan kita dari berbagai bakteri dan kuman serta virus, karena keindahan erat kaitannya dengan kebersihan.

D. Usaha Guru (Sekolah) dalam Menekan Kejadian Penyakit Infeksi Terkait dengan Lingkungan yang Ada
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Begitu juga penyakit menular atau penyakit infeksi menjadikan lingkungan sebagai perantaranya. Lingkungan dijadikan media yang sangat berperan dalam penularan penyakit infeksi pada tubuh yang tidak mempunyai sistem imun yang kuat, terutama anak-anak khususnya anak sekolah dasar yang rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi. Berikut usaha-usaha yang dapat dilakukan guru atau pihak sekolah dalam menekan kejadian penyakit infeksi terkait dengan lingkungan yang ada.
1.      Tindakan Pencegahan
a.       Program Bimbingan
Peran seorang guru sangat diperlukan dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat pada peserta didik. Pola hidup sehat tidak hanya dasampaikan secara lisan, tetapi lebih pada pemberian contoh agar anak memperoleh mindset tentang hidup sehat sejak dini. Pembiasaan pola hidup sehat ini mencakup pemeliharaan kebersihan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan aktifitas fisik/olah raga secara teratur, serta istirahat yang cukup.
b.      Imunisasi
Imunisasi merupakan induksi imunitas buatan dengan memberikan antibody sebagai immunoglobulin (imunisasi pasif) atau dengan memberikan antigen sebagai vaksin (imunisasi aktif). Setiap tahun di sekolah,dasar, dilakukan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk mencegah penyakit campak dan tetanus bagi kelas 1 hingga 3 SD.
c.       Event Lomba Kebersihan Kelas
Lomba kebersihan kelas merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam membiasakan peserta didik untuk menerapkan pola hidup sehat. Kegiatan seperti ini sangat diperlukan guna memberikan motivasi pada peserta didik untuk terbiasa hidup sehat sejak dini dengan memelihara kebersihan lingkungan agar penyakit infeksi akibat ketidakbersihan lingkungan seperti diare maupun cacingan dapat dicegah..
d.      Penyediaan Fasilitas Kesehatan yang Mamadai
Melengkapi hunian dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat mutlak dibutuhkan guna mencegah penyebaran penyakit menular. Fasilitas-fasilitas kerja, makan dan minum, alat kebersihan, dan lain-lain harus terjaga kebersihannya guna mencegah penularan penyakit.
e.       Gerakan Cuci Tangan
Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dapat mengurangi risiko terinfeksi berbagai penyakit. Cuci tangan kerap terlupakan karena dianggap remeh. Padahal, mencuci tangan dapat mencegah penularan virus dan bakteri penyebab penyakit infeksi terutama diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), influenza A H1N1, dan hepatitis yang banyak ditularkan lewat kontak manusia. Puluhan penyakit yang ditularkan lewat tangan yang kotor bisa dicegah dengan cuci tangan. Diare sendiri telah membunuh dua juta anak balita setiap tahun dan menjadi penyebab kematian balita nomor dua. Angka ini sebenarnya bisa diturunkan hingga separuh jika kita mengajarkan kebersihan diri sejak dini dengan membiasakan cuci tangan dengan sabun. Namun, mencuci tangan yang sangat mudah itu masih sulit dilakukan. Mencuci tangan tidak hanya pada waktu-waktu kritis sebelum makan, menyiapkan makanan, atau sehabis membersihkan kotoran, tetapi juga setelah berada di keramaian, berjabat tangan, dan sehabis bersin.
2.   Tindakan Pengendalian
a.       Mengoptimalkan fungsi UKS
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat kegiatan pada upaya promotif dan preventif serta didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas menjadi sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada khususnya, dan kesehatan peserta didik pada umumnya. Oleh karena itu UKS yang berkualitas perlu dilaksanakan di semua sekolah. Kesadaran terhadap lingkungan hidup yang bersih dan sehat haruslah dilakukan sejak dini dan dilakukan oleh seluruh stakeholders, sebab mengenalkan dan menanamkan nilai penting kebersihan dan kesehatan lingkungan memerlukan waktu yang panjang.
b.      Pemberian pertolongan pertama
Pertolongan pertama harus diberikan oleh pihak sekolah ketika dalam proses pembelajaran, terdapat siswa yang sakit akibat penyakit infeksi. Pertolongan pertama ini merupakan pertolongan segera kepada anak-anak yang memerlukan penanganan medis dasar sebelum dirujuk ke Puskesmas atau Balai Pengobatan.





PENUTUP

Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat membahayakan. Spesies asing atau yang disebuat patogen bisa mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Penyakit menular atau penyakit infeksi disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Sangat diperlukan suatu tindakan pencegahan terhadap penyakit menular yang menginfeksi anak. Namun, apabila anak sudah terinfeksi suatu penyakit harus segera dirawat dan diobati agar penyakit tersebut dapat dikendalikan dan tidak menginfeksi anak-anak yang lain. Usaha-usaha baik pencegahan maupun pengendalian penyakit infeksi merupakan tanggung jawab semua pihak demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Dari pihak sekolah, dapat memberikan kontribusi dalam menekan kejadian penyakit infeksi melalui berbagai cara.
Dalam hal penyakit yang menginfeksi anak didik, guru dan kepala sekolah tentunya harus perduli dan segera menanggapi dengan sigap. Apalagi apabila infeksi yang menyerang anak didik terjadi di lingkungan sekolah. Jadi tidak hanya peran orang tua yang wajib merawat anak tetapi di lingkungan sekolah juga guru harus menjaga dan merawat anak didik sehingga mereka tidak terinfeksi penyakit.











DAFTAR PUSTAKA

 Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu
Mandal, B.K.,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga
Knight, John F. 1994. Supaya Anak Anda Sehat. Bandung: Indonesia Publishing House
http://www.google.co.id/ur/penyakit infeksi./(diakses pada tanggal 30 November 2010 pukul 18.20.)
http://www.infeksi.com/indeks.php. (diakses pada tanggal 30 November 2010 pukul 18.08 WIB).
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar