Senin, 19 Maret 2012

COOPERATIF TIPE STAD & EEK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kemampuan dasar yang perlu dikembangkan sejak anak usia dini adalah calistung yaitu baca tulis hitung. Kemampuan ini diintegrasikan melalui mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan lain-lain. Untuk jenjang Sekolah Dasar pada tingkat kelas rendah mata pelajaran tersebut disampaikan secara tematik (webbed) yaitu dipadukan dengan beberapa pelajaran dengan berlandaskan perkembangan kognitif anak usia kelas rendah sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Sementara itu pada tingkat kelas tinggi sudah penyampaian materi pelajaran sudah difragmentasi. Artinya, pembelajaran telah dipisah sesuai dengan bidang ilmunya. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa guru-guru di lapangan masih menggunakan pembelajaran tematik pada kelas tinggi dan sebaliknya pada saat tertentu pada tingkat kelas rendah tidak menggunakan pembelajaran tematik. Sehingga pengguanaan keduanya disesuaikan dengan kebutuhan.
Salah satu karakter siswa SD yang paling menonjol adalah suka bekerja sama. Karakter tersebut diintegrasikan ke dalam pembelajaran sehingga lahirlah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang mengutamakan pembangunan kelompok dengan susunan anggota heterogen maupun homogenis siswa disesuaikan dengan kebutuhan. Pembelajaran ini mengutamakan kerjasama tim dalam penyelesaian masalah untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan anggota tim dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penyusunan rencana pembelajaran, di dalamnya terdapat urutan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Salah satu model pendekatan pelaksanaan kegiatan adalah model EEK yang merupakan proses bersiklus terdiri dari Eksplorasi Elaborasi dan Konfirmasi.
  Di dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran model Cooperatif Learning tipe STAD dan model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi dan Konfirmasi. Jenis pada model pembelajaran sebaiknya dapat dikuasai oleh guru serta calon guru sehingga pembelajaran akan lebih variatif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD?
2.      Bagaimana implikasi pembelajaran model Cooperative Learning tipe STAD dalam mata pelajaran Matematika?
3.      Bagaimanakah yang dimaksud model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi?
4.      Bagaimana implikasi pembelajaran dengan model Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi?
 
C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.
2.      Untuk mengetahui implikasi model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dalam mata pelajaran Matematika.
3.      Untuk mengetahui model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi.
4.      Untuk mengetahui implikasi model pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi dalam mata pelajaran Matematika.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
a.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran, Vigotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam diskusi atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu.
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelomponya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan permasalahan.
Sehubungan denga pengertian tersebut, Slavin (1984) menyatakan bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana pebelajar belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

b.      Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1994) dalam Suradi dan Djadir (3;2004), tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai empat  tujuan pembelajaran penting yang dirangkum sebagai berikut:
1.      Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial. Namun demikian menurut Ibrahimdkk (2000) dalam Suradi dan Djadir (3;2004), bahwa pembelajaran kooperatif juga bertujuan untukmeningkatkan kinerja pebelajar dalam tugas ‑ tugas akademik. Para ahli mengemukakan bahwa model ini unggul dalam membantu pebelajar memi konsep‑konsep yang sulit. Struktur penghargaan pada pembelajaran kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian pebelajar pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada pebelajar kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerjasama menyelesaikan tugas ‑ tugas akademik.
2.      Penerimaan terhadap perbedaan individu.
Tujuan lain dari model pambelajaran kooperatif adalah penerimaan terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, maupun kemampuan. Allport (Ibrahim, 2000) mengemukakan bahwa kontak fisik di antara orang‑orang yang berbeda ras atau kelompok etnis tidak cukup untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran kooperatif memungkinkan pebelajar yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu dengan yang lain atas tugas‑tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu dengan yang lain.
3.      Pengembangan keterampildn sosial
Keterampilan sosial amat penting untuk dimiliki oleh masyarakat. Banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di dalam masyarakat yang secara budaya beragam. Atas dasar itu, Ibrahim (2000) mengemukakan bahwa tujuan penting yang lain dari pembalajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada pebelajar keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
4.      Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif pebelajar dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagairnana mempelajarinya. Pembelajar menerapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun pebelajar diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Jika pembelajaran kooperatif ingin menjadi sukses, materi pembelajaran yang lengkap harus tersedia di berbagai sumber belajar. Keberhasilan Juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional yaitu secara ketat mengelola tingkah laku pebelajar dalam kerja kelompok.
Selain unggul dalam membantu pebelajar dalam memi konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu pebelajar menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.
c.       Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif:
1)      Siswa dalam sebuah kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2)      Pembagian Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang atau rendah. Pembagian Kelompok, jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
3)       Adanya Penghargaan, dalam artian penghargaan dalam pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
B.     PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
a.      Pengertian Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Student  Team  Achievment  Division  (STAD)  merupakan  pendekatan  pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembelajaran kooperatif  tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Pelaksanaan strategi belajar ini, siswa ditugaskan untuk bekerja dalam satu kumpulan yang terdiri dari 4-5 orang setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan mengharuskan semua anggota menguasai pelajaran  itu. Setelah melakukan kegiatan diskusi setiap anggota kelompok  akan  diberi  ujian  atau  kuis  secara  individu. Nilai  yang  diperoleh  setiap anggota  dikumpulkan  untuk  memperoleh  nilai  kelompok.  Sehingga  untuk mendapatkan  penghargaan,  setiap  siswa  dalam  kelompok  harus  membantu kelompoknya.
Pada  pembelajaran  kooperatif  teknik  STAD  siswa  belajar  dan  membentuk sendiri  pengetahuannya  berdasarkan  pengalaman  dan  kerjasama  setiap  siswa  dalam kelompoknya untuk menyelesaikan  tugas yang  telah diberikan kepada mereka, pada pembelajaran  ini  siswa  dilatih  untuk  bekerjasama  dan  bertanggung  jawab  terhadap tugas  mereka  sedangkan  guru  pada  metode  pembelajaran  ini  berfungsi  sebagai fasilitator yang mengatur dan mengawasi jalannya proses belajar.
Guru yang menggunakan STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa, menyajikan  infomasi  akademik  baru  kepada  siswa  setiap  minggu  menggunakan presentasi  verbal  atau  teks.  Secara  individu,  setiap minggu  atau  dua minggu  siswa diberi kuis. Dalam STAD, diskusi kelompok merupakan komponen kegiatan penting karena  sangat berperan  dalam  aktualisasi kelompok  secara  sinergis untuk mencapai hasil  yang  terbaik  dan  dalam  pembimbingan  antara  anggota  kelompok  sehingga seluruh anggota sebagai satu kesatuan dapat mencapai yang terbaik.
STAD dipandang  sebagai metode paling  sederhana dari dan paling  langsung dari  pendekataan kooperatif. Para guru menggunakan teknik STAD untuk mengajarkan  informasi akademik baru pada siswa setiap minggu melalui penyajian verbal  maupun  tertulis.
b.      Langkah-langkah Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:
1.      Presentasi kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam persentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio visual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa preseentasi tersebut haruslah benar-benar terfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa dapat menyadari bahwa mereka harus benar-benar member perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka memecahkan kuis-kuis, dan skor kuis.
2.      Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.  Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khus lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
3.      Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode guru memberikan persentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.
4.      Skor kemajuan individual
Gagasan dibalik skor dibalik sekor individual adalah untuk memberikan pada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya.
5.      Rekognisi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan duapuluh persen dari peringkat mereka.
c.       Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Adalah Sebagai Berikut:
1.      Materi
STAD dapat digunakan bersama materi-materi yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber/terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang dibuat oleh guru. Namun, cukup mudah bagi anda untuk membuat materi anda sendiri. Anda cukup membuat sebuah lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban, dan sebuah kuis untuk setiap unit yang anda rencanakan untuk diajarkan.
2.      Membagi para Siswa ke dalam Tim
Seperti yang sudah kita lihat, tim-tim STAD mewakili seluruh bagian didalam keles. Didalam kelas yang terdiri dari separuh laki-laki, separuh perempuan, tiga perempat kulit putih, dan seperempat minoritas boleh saja membentuk tim yang terdiri dari empet orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan, dan tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas. Tim tersebut harus terdiri dari seorang berprestasi tinggi, seorang berprestasi rendah, dan dua lainya yang berprestasi sedang. Tentunya, berprestasi tinggi, adalah sebuah terminology yang relative : ini berati tinggi untuk kelas yang bersangkutan, tidak perlu tinggi bila dibandingkan dengan norma- norma nasional. Jangan biarkan siswa memilih sendiri anggota kelompoknya, karena mereka cenderung akan memilih siswa lain yang setara dengan mereka. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a.       Memfotokopi lembar rangkuman tim.
b.      Susun peringkat siswa
c.       Tentukan berdasarkan jumlah tim
d.      Bagikan siswa kedalam tim
e.       Isilah lembar rangkuman tim
3.      Menentukan skor awal pertama
Skor awal mewakili semua rata-rata kuis-kuis sebelumnya. Apabila anda memulai STAD setelah anda memberikan tiga kali atau lebih kuis, gunakan rata-rata skor kuis siswa.
4.      Membangun tim
Sebelum memulai program pembelajaran kooperatif apapun, akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang mengasikkan dan untuk mengenal satu sama lain. Misalnya, tim boleh saja diberikan kesempatam untuk menciptakan logo tim, lagu atau syair.
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement Division (STAD):
1.      Pengajaran
a.       Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan presentasi kelas.
b.      Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
2.      Pembukaan
a.    Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
b.   Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang minat dan  keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
c.    Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan persyaratan.
3.      Pengembangan
a.    Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
b.   Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan.
c.    Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
d.   Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
e.    Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
f.    Kontrol waktu dengan baik, hindari terlalu banyak pertanyaan, dan janfan terlalu cepat berpindah bagian pelajaran.
4.      Pedoman pelaksanaan
a.       Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.
b.       Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
c.        Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
a.      Implementasi Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan         :    SD/ MI
Mata Pelajaran               :    Matematika
Kelas/ Semester              :    IV (empat)/ 2 (dua)
Alokasi Waktu                :    15 menit

Standar Kompetensi   :
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar.
Kompetensi Dasar      :          
8.1.Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana.
Indikator          : 
8.1.1. Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok, kubus, kerucut, tabung.

I.         Tujuan Pembelajaran
1.    Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sederhana, yaitu balok, kubus, kerucut, dan tabung dengan benar.
2.    Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana, yaitu balok, kubus, kerucut, dan tabung  dengan benar.

II.      Materi Pembelajaran
Materi pokok : sifat-sifat bangun ruang sederhana.

III.   Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan :
-          Kooperatif learning STAD.
-          Ceramah variasi.
-          diskusi.

IV.   Langkah-Langkah Pembelajaran
A.    Kegiatan Pendahuluan (±3 menit)
1.    Guru memberikan salam kepada siswa dan  mengkondisikan siswa agar siap belajar
2.    Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “ Anak-anak, siapa yang pernah melihat aquarium?Biasanya aquarium itu berbentuk bangun ruang apa?”.
3.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
B.     Kegiatan Inti (±10 menit)
1.      Eksplorasi
1)      Guru memberikan presentasi pada siswa dengan  mengamati bangun ruang balok kubus, kerucut, dan tabung .
2)      Guru menjelaskan bahwa dalam bangun ruang terdapat istilah sisi, rusuk dan titik sudut.
3)      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 anaksecara heterogen. (menurut jenis keleamin, prestasi, suku,dsb)
2.      Elaborasi
1)      Guru membagikan LKS dan macam-macam bangun ruang pada masing-masing kelompok.
2)      Masing-masing kelompok mengamati macam-macam bangun ruang.
3)      Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya mengerjakan LKS yang telah dibagikan.
4)      Anggota kelompok yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu mengrti dan memahami.
5)      Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis temen kelompok tidak boleh membantu.
6)      Guru memberikan poin kemajuan individual dan poin tim pada siswa.
7)      Guru memberikan penghargaan pada siswa dan tim yang dapat poin banyak.
3.      Konfirmasi.
1)      Guru memberikan penguatan pada siswa yang sudah dapat menyelesaikan tugas dan memberi motivasi pada siswa yang belum dapat menyelesaikan tugas.
C.    Kegiatan Penutup (±2 menit)
1.    Dengan bimbingan guru, siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
2.    Guru memberikan PR yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas.
3.    Guru menginformasikan materi selanjutnya yang akan dibahas yaitu tentang jarring-jaring bangun ruang.
4.    Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

V.      Alat Dan Sumber Bahan
1.      Sumber Bahan
-          Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
-          Buku panduan kurikulum SD/MI      
2.      Alat Pembelajaran
-          Miniatur bangun ruang (balok, kubus, kerucut, tabung dan bola).

VI.   Penilaian
1.   Kognitif
Jenis Tes                : Tes Tertulis
Bentuk Tes            : Essai
Jumlah Soal           : 5
Skor Max              : 10 ( B X 2)

2.      Afektif
No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Afektif
-          Kerjasama.
-          Tanggung jawab.
-          Kedisiplinan ketekunan.
-          Menghargai pendapat temen.
-          Kejujuran.



Keterangan :
A=  Baik sekali ( skor 4 )
B= Baik ( skor 3 )
C= Cukup ( skor 2 )
D= Kurang ( skor 1 )

3.      Psikomotor
No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Psikomotor
-          anak disuruh membuat bangun-bangun sederhana.



A.    MODEL PEMBELAJARAN EEK
Kegiatan pembelajaran terdiri atas pendahuluan, inti, penilaian dan penutup. Salah satu model pendekatan proses bersiklus ialah eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dalam hal ini guru minimal menguasai aplikasi siklus tersebut agar pembelajaran yang diberikan lebih variatif. Berikut ini deskripsi dari siklus tersebut:
a.       Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa mencari dan menghimpun informasi menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi siswa berinteraksi sehingga siswa aktif, mendorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala padaperistiwa lain, mengamati objek di lapangan dan laboratorium.
b.      Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi. Selain itu juga membiasakan siswa membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama dan menyusun laporan atau tulisan dan menyajikan hasil belajar.
c.       Konfirmasi
Dalam hal ini guru memberikan umpan balik terhadap yang siswa hasilkan melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang seharusnya siswa kuasai, mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Dan setelah memperoleh keyakinan maka siswa dalam mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang konkrit dan kontekstual. Guru membantu siswa menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

B.     IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL EEK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan    :  -
Mata Pelajaran          :  Matematika
Kelas/Semester          :  V (Lima) / II (Dua)
Materi Pokok             :  Bangun Datar
Alokasi Waktu           :  2 x 35 menit (1 x pertemuan)
 A.    Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B.     Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat bangun datar.
C.    Indikator Pembelajaran
1.      Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar trapesium.
2.      Menentukan rumus luas dan keliling bangun datar trapesium.
3.      Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan rumus luas dan keliling bangun datar trapesium.
D.    Tujuan Pembelajaran
Setelah memperhatikan alat peraga dan mendengarkan penjelasan dari guru, maka diharapkan:
1.      Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar trapesium.
2.      Siswa dapat menentukan rumus luas dan rumus kelilng bangun datar trapesium.
3.      Siswa dapat memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan rumus luas dan keliling bangun datar trapesium.
Karakter siswa yang diharapkan :        Disiplin (discipline), rasa homat dan perhatian (respect), tekun (dilligence), kooperatif (cooperative) dan bertanggungjawab (responsibility).
E.     Metode/Pendekatan Pembelajaran
1.      Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Diskusi
3.      Tanya-jawab
4.      Tutor sebaya
5.      Penugasan
6.      Kerja kelompok
2.      Pendekatan Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe GI (Group Investigation)
F.     Materi Essensial
- Sifat-sifat bangun datar Trapesium
- Menghitung luas dan keliling bangun datar
G.    Sumber/Alat Pembelajaran
1.      Buku Cerdas Matematika 5B untuk Sekolah Dasar Kelas V Semester Kedua, Yudhistira.
2.      Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, Penerbit Erlangga.
3.      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, Model Silabus Kelas V SD, BSNP.
4.      LKS (lembar kegiatan siswa)
5.      Gambar bangun datar
H.    Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pertemuan I (70 Menit)
a.      Kegiatan Awal (7 Menit)
Jenis Kegiatan
Alokasi Waktu
  1. Apersepsi dan motivasi
  2. Mengingat kembali pelajaran tentang bangun datar.
  3. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan.
  4. Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa.
2 menit
5 menit
b.      Kegiatan Inti (58 Menit)
Jenis Kegiatan
Alokasi Waktu
Eksplorasi
  1. Guru menawarkan sebuah topik (trapesium) yang akan dipelajari hari ini pada siswa.
  2. Guru membagikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompoknya.
  3. Siswa memahami sifat-sifat bangun datar trapesium beserta rumus luas dan kelilingnya melalui membaca mandiri dan jika ada kesulitan bertanya pada guru.
  4. Siswa secara mandiri bersama kelompoknya bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
11 Menit
Elaborasi
  1. Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang sifat-sifat bangun datar trapesium secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas, berdasarkan instruksi yang ada dalam lembar kegiatan siswa.
  2. Siswa dalam kelompoknya saling memberikan kontribusi, saling bertukar dan berdiskusi tentang semua gagasan.
  3. Siswa secara berkelompok mengisi lembar kegiatan siswa yang telah dibagikan.
  4. Siswa menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan luas dan keliling bangun datar trapesium.
  5. Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi.
  6. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topik.
  7. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.
  8. Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tambahan jawaban pada kelompok penyaji, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh kelompok.
30 Menit
Konfirmasi
  1. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini.
  2. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
  3. Siswa bersama guru melakukan refleksi untuk pembelajaran pada hari ini.
17 Menit
c.       Kegiatan Penutup (5 Menit)
Jenis Kegiatan
Alokasi Waktu
Siswa bersama guru memberikan kesimpulan bahwa
Trapesium adalah bangun datar segiempat dengan dua buah sisinya yang berhadapan sejajar.
3 menit
Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
2 Menit





I. PENILAIAN
1.      Kognitif
Jenis Tes                : Tes Tertulis
Bentuk Tes            : Essai
Jumlah Soal           : 5
Skor Max              : 10 ( B X 2)

2.      Afektif
No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Afektif
-          Kerjasama.
-          Tanggung jawab.
-          Kedisiplinan ketekunan.
-          Menghargai pendapat temen.
-          Kejujuran.



Keterangan :
A=  Baik sekali ( skor 4 )
B= Baik ( skor 3 )
C= Cukup ( skor 2 )
D= Kurang ( skor 1 )

3.      Psikomotor
No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Psikomotor
-          anak disuruh membuat bangun-bangun sederhana.








BAB III
KESIMPULAN
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivis. Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelomponya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan permasalahan.
Sedangkan, Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Dalam model pembelajaran EEK, ada tiga siklus yang harus ada dalam  pembelajaran yang dilakukan yaitu :
a.       Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa mencari dan menghimpun informasi menggunakan media untuk memperkaya pengalaman.
b.      Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi.
c.       Konfirmasi
Dalam hal ini guru memberikan umpan balik terhadap yang siswa hasilkan melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang seharusnya siswa kuasai,

DAFTAR PUSTAKA

Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning. Nusa Media: Bandung
http://gurupembaharu.com/home/?p=7655 diakses pada 2 Maret 2012 pukul 12.15
http://www.mazjun.blog.uns.ac.id. diakses pada hari Kamis, 31 Maret 2011 jam 11:27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar