PENDAHULUAN
Peranan guru bukan semata mata memberikan
informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing
and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa
meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakangnya, akademisnya, latar
belakang social ekonominya dll.
Kesiapan guru dalam mengetahui karakteristik siswa
merupakan modal utama dalam menyampaikan
bahan ajar dan menjadi indikator dari suksesnya pembelajaran. Bahan pelajaran
dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau
guru, antara belajar dan mengajar dengan pendidikan adalah suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Proses pembelajaran adalah aspek yang terintegrasi dari
proses pendidikan.
Dalam
proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai makna pembelajaran dan segala yang berhubungan dengan
pembelajaran.
PEMBAHASAN
A.
Arti Dan Makna Pembelajaran
Pembelajaran ialah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru selaku pendidik dan belajar dilakukan
oleh peserta didik. Makna dari pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah
sustu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondidi-kondisai
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Mengajar menurut
William H Burton adalah upaya memberikan. Stimulus, bimbingan pengarahan, dan
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Sedangkan
pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar”
berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada
orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran
“an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar
Dalam
Wikipedia pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Instruction atau pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal. Gagne dan Briggs (1979:3)
Jadi pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip
dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang
berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta
didik.
Dengan demikian
dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen :
1. Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi
pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang yang
bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif)
yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
5. Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat
informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk
menyajikan informasi kepada siswa.
7. Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu
proses dan hasilnya
B.Teori-Teori Pembelajaran
a. Berhavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon
yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila
diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan
kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial
and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
b. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh
pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan
menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan
berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
c. Humanistic
Dalam pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa
dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu
melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya
secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat
memperoleh hasil.
d. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986)
mengenal pasti empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian
atau pemodelan, iaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention),
reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion).
Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat
dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interktif dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu
yang tinggi.
- Jenis-jenis Pembelajaran
a.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif (cooperative
learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak
didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau
kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota
kelompok (Sugandi, 2002:14).
Model pembelajaran kooperatif
memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang
relatif sama atau sejajar. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya
persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai
keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari
anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai
hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong
royong, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan,
tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Karakteristik
pembelajaran kooperatif diantaranya: siswa bekerja dalam kelompok kooperatif
untuk menguasai materi akademis; anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri
dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi; jika memungkinkan,
masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis
kelamin; sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada
individu.
Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:
Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:
a) Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan
untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b) Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan
untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c) Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan
untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang
dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan
menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d) Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan
untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,
mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk
memperoleh kesimpulan.
b.
Pembelajaran
kontekstual
Pembelajaran secara kontekstual
berhubungan dengan (1) fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan
hidup, harapan dan cita yang tumbuh, (2) fenomena dunia pengalaman dan
pengetahuan murid, dan (3) kelas sebagai fenomena sosial. Kontekstualitas
merupakan fenomena yang bersifat alamiah, tumbuh dan terus berkembang, serta
beragam karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat. Dalam
kaitannya dengan ini, maka pembelajaran pada dasarnya merupakan aktivitas
mengaktifkan, menyentuhkan, mempertautkan; menumbuhkan, mengembangkan, dan
membentuk pemahaman melalui penciptaan kegiatan, pembangkitan penghayatan,
internalisasi, proses penemuan jawaban pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman
melalui refleksi yang berlangsung secara dinamis. Sementara itu, belajar pada
dasarnya merupakan proses menyadari sesuatu, memahami permasalahan, proses
adaptasi dan organisasi, proses asimilasi dan akomodasi, proses menghayati dan
memikirkan, proses mengalami dan merefleksikan,dan proses membuat komposisi dan
membuka ulang secara terbuka dan dinamis. Itulah sebabnya landasan CTL adalah
konsep konstruktivisme.
c. Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang emnjadi pembicaraan, Dengan tema diharapkan
akan memberikan keuntungan, diantaranya :
1.
Siswa
mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
2.
Siswa
mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
mata pelajaran dalam tema yang sama.
3.
Pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4.
Kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa.
5.
Siswa
mampu lebih merasakan manfaat dan maka belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
6.
Siswa
lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
memgembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
mata pelajaran lain.
7.
Guru
dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkan
sekaligus diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan, sedangkan selebihnya
dapat digunakan untuk kegiatan remedial dan pengayaan.
Kelebihan dan kelemahan
pembelajaran tematik
menurut Kunandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :
menurut Kunandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :
- karena
berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
- Memberikan
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
- Hasil
belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
- Mengembangkan keterampilan berfikir
anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
- Menumbuhkan
keterampilan sosial melalui kerja sama.
- Memiliki
sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
- Menyajikan
kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam
lingkungan peserta didik.
d.
Pembelajaran terpadu
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang
studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini
dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh
pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar
mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori
pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan
dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran
terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini
guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik
atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses
pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar
bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu
menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran.
Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang
dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
PENUTUP
Mencermati
upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru
pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran
versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S.
Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Wina Senjaya.
2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Beda Strategi,
Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/)
http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/http://smadangawi.net/community
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar